Psoriasis adalah ganggguan
kulit yang ditandai dengan plaque, bercak, bersisik yang dikenal dengan nama
penyakit papulosquamoas.( Price, 1994).
Psoriasis merupakan penyakit radang kulit kronik dan
rekuren / kambuhan, ditandai dengan adanya bercak-bercak kemerahan dengan sisik
putih yang kasar dan tebal.(httt//www.sinarharapan.co.id)
Psoriasis adalah penyakit
inflamasi kulit yang bersifat kronik dan rekuren, yang khas ditandai dengan
papula atau plak eritematosa, kering, batas tegas dan tertutup skuama
tebal berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan atau putih seperti perak /
mika. Psoriasis adalah penyakit inflamasi non infeksius yang
kronik pada kulit dimana produksi sel-sel epidermis terjadi 6-9 x lebih besar daripada kecepatan sel
normal.±dengan kecepatan (Smeltzer, Suzanne)
Psoriasis adalah masalah
kulit di mana bagian kulit menjadi radang dan ditutupi sisik berwarna perak
atau kelabu pada siku, lutut dan kulit kepala.
Psoriasis adalah suatu penyakit radang kulit yang
kronis.Penyakit ini ditandai dengan bercak-bercak merah dengan sisik kasar dan
tebal.Penyakit tersebut dianggap sebagai suatu penyakit gangguan kekebalan
tubuh, yang dipengaruhi terutama oleh sel T (salah satu jenis sel darah putih).
Sel T yang teraktivasi akan berinteraksi dengan sel kulit (terutama
keratinosit) dan mengakibatkan pembentukan kulit yang tebal dan bersisik.
Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit kronis yang
tidak menular, sering kambuh, yang disebabkan oleh proses autoimun dan
kadang-kadang dapat diturunkan.
Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit yang
penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Biasanya
bentuk kulit bersisik.Kemunculan penyakit ini terkadang untuk jangka waktu lama
atau timbul/hilang, penyakit ini secara klinis sifatnya tidak mengancam jiwa
dan tidak menular tetapi karena timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh mana
saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup serta mengganggu kekuatan mental
seseorang bila tidak dirawat dengan baik
Psoriasi
adalah suatu penyakit peradangan kronis pada kulit dimana penderitanya
mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Penyakit ini secara
klinis sifatnya tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi karena timbulnya
dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas
hidup seseorang bila tidak dirawat dengan baik. (Effendy, 2005)
Psoriasis penyakit kulit kronik
residif dengan lesi yang khas berupa bercak-bercak eritema berbatas tegas di
tutupi oleh skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih mengkilat.(Siregar, 2005).
B. Etiologi
Penyebab psoriasis sampai
saat ini belum diketahui.Diduga penyakit ini diwariskan secara poligenik.
Walaupun sebagian besar penderita psoriasis timbul secara spontan, namun pada
beberapa penderita dijumpai adanya faktor pencetus antara lain:
1.
Trauma
Psoriasis pertama kali
timbul pada tempat-tempat yang terkena trauma, garukan, luka bekas operasi,
bekas vaksinasi, dan sebagainya.Kemungkinan hal ini merupakan mekanisme
fenomena Koebner.Khas pada psoriasis timbul setelah 7-14 hari terjadinya
trauma.
2.
Infeksi
Pada anak-anak terutama infeksi Streptokokus
hemolitikus sering menyebabkan psoriasis gutata. Psoriasis juga timbul setelah
infeksi kuman lain dan infeksi virus tertentu, namun menghilang setelah
infeksinya sembuh
3. Iklim
4. Beberapa kasus cenderung menyembuh pada musim panas,
sedangkan pada musim penghujan akan kambuh.
5. Faktor endokrin
Insiden tertinggi pada masa pubertas dan
menopause.Psoriasis cenderung membaik selama kehamilan dan kambuh serta resisten
terhadap pengobatan setelah melahirkan.Kadang-kadang psoriasis pustulosa
generalisata timbul pada waktu hamil dan setelah pengobatan progesteron dosis
tinggi.
6. Sinar matahari
Walaupun umumnya sinar matahari bermanfaat bagi
penderita psoriasis namun pada beberapa penderita sinar matahari yang kuat
dapat merangsang timbulnya psoriasis.Pengobatan fotokimia mempunyai efek yang
serupa pada beberapa penderita.
7. Metabolik
8. Hipokalsemia dapat menimbulkan psoriasis.
9. Obat-obatan
a.
Antimalaria
seperti mepakrin dan klorokuin kadang-kadang dapat memperberat psoriasis,
bahkan dapat menyebabkan eritrodermia.
b.
Pengobatan
dengan kortikosteroid topikal atau sistemik dosis tinggi dapat menimbulkan efek
“withdrawal”.
c.
Lithium
yang dipakai pada pengobatan penderita mania dan depresi telah diakui sebagai
pencetus psoriasis.
d.
Alkohol
dalam jumlah besar diduga dapat memperburuk psoriasis.
e.
Hipersensitivitas
terhadap nistatin, yodium, salisilat dan progesteron dapat menimbulkan
psoriasis pustulosa generalisata.
10. Berdasarkan penelitian para
dokter, ada beberapa hal yang diperkirakan dapat memicu timbulnya Psoriasis,
antara lain adalah :
a.
Garukan/gesekan
dan tekanan yang berulang-ulang , misalnya pada saat gatal digaruk terlalu kuat
atau penekanan anggota tubuh terlalu sering pada saat beraktivitas. Bila
Psoriasis sudah muncul dan kemudian digaruk/dikorek, maka akan mengakibatkan
kulit bertambah tebal.
b.
Obat
telan tertentu antara lain obat anti hipertensi dan antibiotik.
c.
Mengoleskan
obat terlalu keras bagi kulit.
d.
Emosi
tak terkendali.
e.
Makanan
berkalori sangat tinggi sehingga badan terasa panas dan kulit menjadi merah ,
misalnya mengandung alcohol.
C. Manisfestasi klinik
Penderita
biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat predileksi, yakni pada
kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian
ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.Kelainan kulit
terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama
diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata. Skuama berlapis-lapis, kasar, dan
berwarna putih seperti mika, serta transparan. Pada psoriasis terdapat fenomena
tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.
Fenomena
tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan,
seperti lilin digores. Pada fenomena Auspitz serum atau darah berbintik-bintik
yang disebabkan karena papilomatosis. Trauma pada kulit , misalnya garukan ,
dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis dan disebut
kobner.
Psoriasis
juga dapat menyebabkan kelainan kuku yang agak khas yang disebut pitting nail
atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar.
D. Patofosiologi
Patogenesis terjadinya psoriasis, diperkirakan karena:
1. Terjadi peningkatan “turnover”
epidermis atau kecepatan pembentukannya dimana pada kulit normal memerlukan
waktu 26-28 hari, pada psoriasis hanya 3-4 hari sehingga gambaran klinik tampak
adanya skuama dimana hiperkeratotik. Disamping itu pematangan sel-sel epidermis
tidak sempurna.
2. Adanya faktor keturunan ditandai
dengan perjalanan penyakit yang kronik dimana terdapat penyembuhan dan
kekambuhan spontan serta predileksi lesinya pada tempat-tempat tertentu.
3. Perubahan-perubahan biokimia yang
terjadi pada psoriasis meliputi:
a.
Peningkatan
replikasi DNA.
b.
Berubahnya
kadar siklik nukleotida.
c.
Kelainan
prostaglandin dan prekursornya.
d.
Berubahnya
metabolisme karbohidrat.
Normalnya sel kulit akan
matur pada 28-30 hari dan kemudian terlepas dari permukaan kulit. Pada
penderita psoriasis, sel kulit akan matur dan menuju permukaan kulit pada 3-4
hari, sehingga akan menonjol dan menimbulkan bentukan peninggian kumpulan plak
berwarna kemerahan. Warna kemerahan tersebut berasal dari peningkatan suplai
darah untuk nutrisi bagi sel kulit yang bersangkutan.Bentukan berwarna putih
seperti tetesan lilin (atau sisik putih) merupakan campuran sel kulit yang
mati. Bila dilakukan kerokan pada permukaan psoriasis, maka akan timbul gejala
koebner phenomenon. Terdapat banyak tipe dari psoriasis, misalnya plaque,
guttate, pustular, inverse, dan erythrodermic psoriasis. Umumnya psoriasis akan
timbul pada kulit kepala, siku bagian luar, lutut, maupun daerah penekanan
lainnya. Tetapi psoriasis dapat pula berkembang di daerah lain, termasuk pada
kuku, telapak tangan, genitalia, wajah, dll.
Pemeriksaan histopatologi
pada biopsi kulit penderita psoriasis menunjukkan adanya penebalan epidermis
dan stratum korneum dan pelebaran pembuluh-pembuluh darah dermis bagian atas.Jumlah
sel-sel basal yang bermitosis jelas meningkat.Sel-sel yang membelah dengan
cepat itu bergerak dengan cepat ke bagian permukaan epidermis yang
menebal.Proliferasi dan migrasi sel-sel epidermis yang cepat ini menyebabkan
epidermis menjadi tebal dan diliputi keratin yang tebal (sisik yang berwarna
seperti perak). Peningkatan kecepatan mitosis sel-sel epidermis ini agaknya
antara lain disebabkan oleh kadar nukleotida siklik yang abnormal, terutama
adenosin monofosfat (AMP) siklik dan guanosin monofosfat (GMP) sikli.
Prostaglandin dan poliamin juga abnormal pada penyakit ini.Peranan setiap
kelainan tersebut dalam mempengaruhi pembentukan plak psoriatik belum dapat
dimengerti secara jelas.
F. Kompikasi
1. Psoriasis Pustulosa
Kadang-kadang diatas makula eritematosa pada psoriasis
timbul pustula-pustula kecil dengan ukuran 1-2 mm. keadaan ini dikenal dengan
psoriasis postula.Ada 2 bentuk psoriasis postula:
a. Psoriasis postulosa
generalisata (bentuk Von Zumbusch).
Bentuk ini bersifat akut,
merupakan bentuk sistemik dari psoriasis dengan ciri eritematosa disertai demam
dan gejala penyakit sistemik yang lain. Postula dapat timbul diatas lesi
psoriasis atau pada kulit sehat yang mengalami eritema sebelumnya.Lesi ini
menyebar dengan cepat dan timbulnya bergelombang.Postula yang timbul tersusun
berkelompok atau diskret.
Kuku menebal dan pecah-pecah karena adanya
nanah.Mukosa mulut dan lidah dapat mengalami kelainan.Kematian terjadi karena
toksik atau infeksi.
b. Psoriasis postulosa lokalisata (bentuk Barber)
Bentuk ini bersifat kronik
dan sangat resisten terhadap pengobatan.Biasanya menyerang telapak tangan dan
telapak kaki serta distribusinya simetris.Lesi berupa postula diatas plak
eritematosa, berskuama.Postula yang masih baru berwarna kuning, kemudian
berubah menjadi kuning kecoklatan dan bila postula mengering berwarna coklat
gelap.Akhirnya postula yang kering ini mengelupas.Kadang-kadang timbul rasa
gatal tetapi lebih sering timbul keluhan seperti rasa terbakar.
2. Psoriasis arthritis
Biasanya mengenai
sendi-sendi interfalangeal distal dari jari tangan dan kaki.Pada stadium akut,
sendi yang terserang menjadi bengkak, keras dan sakit.Bila berlangsung lama
dapat menimbulkan kerusakan tulang dan synovial eusion, menyebabkan pemendekan
tulang dan hal ini mengakibatkan pergerakan sendi menjadi sulit, jari memendek
dan kaku dalam posisi fleksi.Secara rotgenologik tampak sendi yang atrofi
dengan permulaan osteoporosis diikuti peningkatan densitas tulang, penyempitan
rongga persendian dan erosi permukaan sendi.
3. Psoriasis eritrodermia
Psoriasis yang kronik dan
luas dengan perjalanan penyakit yang lama dapat berkembang menjadi
eritodermia.Seluruh permukaan tubuh menjadi merah dan tertutup skuama putih
yang halus.Umumnya bentuk ini timbul akibat pemakaian obat topikal atau
penyinaran yang berlebihan. Biasanya sulit diobati dan bila pengobatan berhasil
maka erupsi eritodermia menghilang dan lesi psoriasis yang khas akan muncul
kembali.
G.
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan
adalah untuk memperlambat pergantian epidermis, meningkatkan resolusi lesi
psoriatik dan mengendalikan penyakit tersebut. Pendekatan terapeutik harus
berupa pendekatan yang dapat dipahami oleh pasien, pendekatan ini harus bisa
diterima secara kosmetik dan tidak mempengaruhi cara hidup pasien. Terapi
psoriasis akan melibatkan komitmen waktu dan upaya oleh pasien dan mungkin pula
keluarganya.
Ada tiga terapi yang standar: topikal, intralesi dan
sistemik.
1. Terapi topical
Preparat yang dioleskan secara topikal digunakan untuk
melambatkan aktivitas epidermis yang berlebihan tanpa mempengaruhi jaringan
lainnya.Obat-obatannya mencakup preparat ter, anthralin, asam salisilat dan
kortikosteroid.Terapi dengan preparat ini cenderung mensupresi epidermopoisis
(pembentukan sel-sel epidermis).
2. Formulasi ter
mencakup losion, salep, pasta, krim dan sampo.
Rendaman ter dapat menimbulkan retardasi dan inhibisi terhadap pertumbuhan
jaringan psoriatik yang cepat.Terapi ter dapat dikombinasikan dengan sinar
ultraviolet-B yang dosisnya ditentukan secara cermat sehingga menghasilkan
radiasi dengan panjang gelombang antara 280 dan 320 nanometer (nm).Selama fase
terapi ini pasien dianjurkan untuk menggunakan kacamata pelindung dan
melindungi matanya.Pemakaian sampo ter setiap hari yang diikuti dengan
pengolesan losion steroid dapat digunakan untuk lesi kulit kepala.Pasien juga
diajarkan untuk menghilangkan sisik yang berlebihan dengan menggosoknya memakai
sikat lunak pada waktu mandi.
3. Anthralin
preparat (Anthra-Derm, Dritho-Crème, Lasan) yang
berguna untuk mengatasi plak psoriatik yang tebal yang resisten terhadap
preparat kortikosteroid atau preparat ter lainnya.
4. Kortikosteroid
topikal dapat dioleskan untuk memberikan efek
antiinflamasi. Setelah obat ini dioleskan, bagian kulit yang diobati ditutup
dengan kasa lembaran plastik oklusif untuk menggalakkan penetrasi obat dan
melunakkan plak yang bersisik.
5. Terapi intralesi
Penyuntikan triamsinolon
asetonida intralesi
(Aristocort, Kenalog-10, Trymex) dapat dilakukan langsung kedalam berck-bercak
psoriasis yang terlihat nyata atau yang terisolasi dan resisten terhadap bentuk
terapi lainnya.Kita harus hati-hati agar kulit yang normal tidak disuntuik
dengan obat ini.
6. Terapi sistemik
Metotreksat bekerja dengan cara menghambat sintesis DNA dalam sel
epidermis sehingga mengurangi waktu pergantian epidermis yang psoriatik.
Walaupun begitu, obat ini bisa sangat toksik, khususnya bagi hepar yang dapat
mengalamim kerusakan yang irreversible.Jadi, pemantauan melalui pemeriksaan
laboratorium harus dilakukan untuk memastikan bahwa sistem hepatik,
hematopoitik dan renal pasien masih berfungsi secara adekuat.
Pasien tidak boleh minum minuman alkohol selama
menjalani pengobatan dengan metotreksat karena preparat ini akan memperbesar
kemungkinan kerusakn hepar. Metotreksat bersifat teratogenik (menimbulkan cacat
fisik janin) pada wanita hamil.
a. Hidroksiurea menghambat replikasi sel dengan mempengaruhi sintesis
DNA. Monitoring pasien dilakukan untuk memantau tanda-tanda dan gejal depresi
sumsum tulang.
b. Siklosporin
A, suatu peptida siklik yang dipakai untuk mencegah rejeksi organ yang
dicangkokkan, menunjukkan beberapa keberhasilan dalam pengobatan kasus-kasus
psoriasis yang berat dan resisten terhadap terapi. Kendati demikian,
penggunaannya amat terbatas mengingat efek samping hipertensi dan
nefroktoksisitas yang ditimbulkan (Stiller, 1994).
c. Retinoid oral (derivat sintetik
vitamin A dan metabolitnya, asam vitamin A) akan memodulasi pertumbuhan serta
diferensiasi jaringan epiterial, dan dengan demikian pemakaian preparat ini
memberikan harapan yang besar dalam pengobatan pasien psoriasis yang berat.
d. Fotokemoterapi. Terapi psoriasis yang
sangat mempengaruhi keadaan umum pasien adalah psoralen dan sinar ultraviolet A
(PUVA). Terapi PUVA meliputi pemberian preparat fotosensitisasi (biasanya
8-metoksipsoralen) dalam dosis standar yang kemudian diikuti dengan pajanan
sinar ultraviolet gelombang panjang setelah kadar obat dalam plasma mencapai
puncaknya. Meskipun mekanisme kerjanya tidak dimengerti sepenuhnya, namun
diperkirakan ketika kulit yang sudah diobati dengan psoralen itu terpajan sinar
ultraviolet A, maka psoralen akan berkaitan dengan DNA dan menurunkan
proliferasi sel. PUVA bukan terapi tanpa bahaya; terapi ini disertai dengan resiko
jangka panjang terjadinya kanker kulit, katarak dan penuaan prematur kulit.
e. Terapi PUVA mensyaratkan agar psoralen diberikan peroral dan
setelah 2 jam kemudian diikuti oleh irradiasi sinar ultraviolet gelombang
panjang denagn intensitas tinggi. (sinar ultraviolet merupakan bagian dari
spektrum elektromagnetik yang mengandung panjang gelombang yang berkisar dari
180 hingga 400 nm).
f. Terapi sinar ultraviolet B (UVB) juga digunakan untuk mengatasi
plak yang menyeluruh. Terapi ini dikombinasikan dengan terapi topikal ter batubara (terapi goeckerman). Efek
sampingnya serupa dengan efek samping pada terapi PUVA.
g. Etretinate (Tergison) adalah obat yang relatif baru (1986). Ia
adalah derivat dari Vitamin A. Bisa diminum sendiri atau dikombinasi dengan
sinar ultraviolet. Hal ini dilakukan pada penderita yang sudah bandel dengan
obat obat lainnya yang terdahulu.
Di antara pengobatan tersebut diatas, yang paling
efektif untuk mengobati psoriasis adalah dengan ultraviolet (fototerapi),
karena dengan fototerapi penyakit psoriasis dapat lebih cepat mengalami
“clearing” atau “almost clearing” (keadaan dimana kelainan / gejala psoriasis
hilang atau hampir hilang). Keadaan ini disebut “remisi”.Masa remisi fototerapi
tersebut bisa bertahan lebih lama dibandingkan dengan pengobatan lainnya.
1) Pengobatan fotokemoterapi, yaitu dengan menggunakan
kombinasi radiasi ultraviolet dan oral psoralen (PUVA), namun kelemahannya
adalah untuk jangka panjang dapat menimbulkan kanker kulit.
2) Fototerapi UVB konvensional dengan menggunakan
sinar UVB broadband dengan panjang gelombang 290-320 nm. Terapi kurang praktis
karana pasien harus masuk ke dalam light box.
3) Fototerapi dengan alat Monochromatic Excimer Light
308 nm (MEL 308 nm) merupakan bentuk fototerapi UVB yang paling mutakhir dengan
menggunakan sinar laser narrowband UVB dengan panjang gelombang 308 nm.
Dibandingkan dengan narrowband UVB, MEL 308 nm lebih cepat dan lebih efektif
dalam mengobati psoriasis yang resisten.
Kista adalah salah satu penyakit yang bisa menyerang siapa saja termasuk kista rahim jadi bagi Anda yang sedang mengalami penyakit yang satu ini alangkah baiknya segera mengobatinya baik dengan cara medis atau non medis Obat Kista Coklat