Perhatian!!!

Protected by Copyscape Online Copyright Checker
Silahkan Copy Paste Isi Blog Ini, Tapi Jangan Lupa sertakan alamat http://akperppnisolojateng.blogspot.com di postingan /alamat blog anda, agar tidak biblokir Google. Terima Kasih

Askep Luka Bakar

LUKA BAKAR

Definisi
Luka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh yang disebabkan oleh panas pada suhu tinggi yang menimbulkan reaksi pada seluruh sistem metabolisme.
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai mukosa dan jaringan yang lebih dalam.
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak mata dengan suhu tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, radiasi, juga disebabkan oleh kontak dengan suhu rendah.

Beratnya Luka Bakar
Luka Bakar biasanya dinyatakan dengan derajat yang ditentukan oleh kedalaman luka bakar. Walaupun demikian beratnya luka bergantung pada dalam,luas,dan letak luka. Umur dan keadaan kesehatan penderita sebelumnya akan sangat mempengaruhi prognosis.

Derajat Luka Bakar
Kedalaman luka bakar ditentukan oleh tingginya suhu dan lamanya pajanan suhu tinggi. Selain api yang langsung menjilat tubuh,baju yang ikut terbakar juga memperdalam luka bakar. Bahan sintesis seperti nilon dan dakron selain mudah terbakar juga mudah meleleh oleh suhu tinggi lalu menjadi lengket sehingga memperberat kedalaman luka bakar.
Luka bakar derajat satu hanya mengenai epidermis dan biasanya sembuh dalam 5 – 7 hari misalnya tersengat matahari. Luka tampak sebagai eritema dengan keluhan rasa nyeri atau hipersensitifitas setempat.
Luka bakar deraja dua mencapai kedalaman dermis,tetapi masih ada elemen epitel sehat yang tersisa. Elemen epitel misalnya sel epitel basal,kelenjar sebasea,kelenjar keringat dan pangkal rambut. Dengan adanya sisa sel epitel ini, luka dapat sembuh sendiri dalam 2 – 3 minggu. Gejala yang timbul adalah nyeri gelembung atau bula berisi cairan eksudat yang keluar daripembuluh karena permeabilitas dindingnya meninggi.
Luka Bakar deraja tiga meliputi seluruh kedalaman kulit dan mungkin subkutis atau organ yang lebih dalam. Tidak ada elemen epitel hidup yang tersisa yang memungkinkan penyembuhan dari dasar luka. Oleh karena itu untuk mendapatkan kesembuhan harus dilakukan cangkok kulit. Kulit tampak pucat abu – abu gelap atau hitam,dengan permukaan lebih rendah dari jaringan sekeliling yang masih sehat. Tidak ada bula dan tidak terasa nyeri.
Diagnosis banding ditentukan dengan uji tusuk jarum. Uji dilakukan dengan menusukkan jarum untuk menentukan apakah daerah luka bakar masih memiliki daya rasa. Bila tusukan ini masih terasa artinya sensorinya masih berfungsi dan dermis masih vital, luka tersebut bukan derajat tiga.


Luas Luka Bakar
Luas luka bakar dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh. Pada orang dewasa digunakan “rumus 9” yaitu luas kepala dan leher, dada,punggung,perut,pinggang dan bokong, ekstermitas atas kanan, ekstermitas atas kiri,paha kanan,paha kiri,tungkai,dan kaki kanan ,serta tungkai dan kaki kirimasing – masing 9%, sisanya 1% adalah daerah genitalia. Rumus ini membantu untuk menaksir luasnya permukaan tubuh yang terbakar pada orang dewasa.
Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Karena perbandingan luas permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda dikenal rumus 10 untuk bayi dan rumus 10 – 15 – 20 untuk anak – anak.
Untuk anak kepala,leher 15% badan depan dan belakang masing – masing 20% ekstermitas atas kanan dan kiri masing – masing 10%, ekstermitas bawah kanan dan kiri masing – masing 15 %.
Selain dalam dan luasnya permukaan, prognosis dan penanganan ditentukan oleh letak daerah yang terbakar,usia, dan keadaan kesehatan penderita. Daerah perineum, ketiak, leher, dan tangan sulit perawatannya antara lain karena mudah mengalami kontraktur.
Karena bayi dan orang usia lanjut daya kompensasinya lebih rendah maka bila terbakar digolongkan dalam golongan berat.

Berdasarkan tingkat keseriusan luka American Burn Association,menggolongkan luka bakar menjadi 3 kategori :
a.    Luka Bakar Mayor
Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari 20% pada anak – anak.
Luka Bakar fullthickness lebih dari 20%
Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, kaki, dan prrineum
Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat dan luasnya luka.
Terdapat luka bakar listrik tegangan tinggi
b.   Luka Bakar Moderat
Luka bakar dengan luas 15 – 25% pada orang dewasa dan 10 – 20% pada anak – anak.
Luka bakar fullthickness kurang dari 10%
Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, telinga, kaki, dan perrineum.
c.    Luka Bakar Minor
Luka bakar minor adalah luka bakar yang luasnya kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari 10% pada anak – anak.
Luka bakar fullthickness kurang dari 2%
Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki
Luka tidak sirkumfer
Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur
Etiologi
Luka bakar di kategorikan menurut mekanisme injuri meliputi :
a.    Luka Bakar Termal : luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh terpapar atau kontak dengan api, cairan panas, atau objek – objek panas lainnya.
b.   Luka Bakar Kimia : luka bakar chemical (kimia) disebakan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringanyang terpapar menentukan luas injuri karena zat kimia.
c.    Luka Bakar Elektrik : luka bakar electrik (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakkan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka di pengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage, dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.
d.   Luka Bakar Radiasi : luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.

Faktor Predisposisi
1.      Kecelakaan kerja
2.      Pemakaian kosmetik berbahan kimia berbahaya
3.      Kelalaian saat kerja
4.      Akibat berjemur

Patofisiologi
Luka bakar mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah sehingga air, klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan menyebabkan edema yang dapat berlanjut pada keadaan hipovolemia dan hemokonsentrasi. Burn shock (shock hipovolomik)merupakan komplikasi yang sering terjadi.

Manifestasi sistemik tubuh terhadap kondisi ini adalah :
1.    Respon Kardiovaskular
Perpindahan cairan dari intravaskular ke ekstravaskular melalui kebocoran kapilaer mengakibatkan kehilangan Na, air dan protein plasma serta edema jaringan yang diikuti dengan penurunan curah jantung. Hemokonsentrasi sel darah merah, penurunan perfusi pada organ mayor edema menyeluruh.
2.    Respon Renalis
Dengan menurunnya volume inravaskuler maka aliran ke ginjal dan GFR menurun mengakibatkan keluaran urin menurun dan bisa berakibat gagal ginjal.
3.    Respon Gastro intestinal
Respon umum pada luka bakar > 20% adalah penurunan aktivitas gastrointestinal. Hal ini disebabkan oleh kombinasi efek respon hipovolemik dan neurologik serta respon endokrin terhadap adanya perlukaan luas. Pemasangan NGT mencegah terjadinya distensi abdomen muntah dan aspirasi.
4.    Respon Imonologi
Sebagian basis mekanik, kulit sebagai mekanisme pertahanan dari organisme yang masuk. Terjadinya gangguan integritas kulit akan memungkinkan mikroorganisme masuk ke dalam luka.

Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dapat dikelompokan menjadi luka bakar termal, radiasi, atau kimia. Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi sel. Kulit dan mukosa saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi jarinngan. Jaringan yang dalam, termasuk organ visera, dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan agens penyebab. Nekrosis dan kegagalam organ dapat terjadi.
Klasifikasi
Fase Luka Bakar
a.    Fase Akut
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas) brething(mekanisme bernafas) circulation(sirkulasi). Gangguan airway tidakhanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar,namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48 – 72 jam pasca trauma.cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderota pada fase akut.
b.    Fase Sub akut
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan :
1.      Proses inflamasi dan infeksi
2.      Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ – organ fungsional.
3.      Keadaan hipermetabolisme
c.    Fase Lanjut
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan fungsi organ – organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
Dalam membantu mempermudah penilaian dalam memberikan terapi dan perawatan, luka bakar diklasifikasikan berdasarkan penyebab, kedalaman luka, dan keseriusan luka

Komplikasi Lanjut Luka Bakar
a.    Hypertropi Jaringan.
b.    Kontraktur.
Penatalaksanaan
1.    Penanggulangan terhadap shock
2.    Mengatasi gangguan keseimbangan cairan

Protokol pemberian cairan menggunakan rumus brooke yang sudah dimodifikasi yaitu :
24 jam I : Cairan Ringer Lactat : 2,5 – 4 cc/kg BB/% LB

a.    ½ bagian diberikan dalam 8 jam pertama(dihitung mulai dari jam kecelakaan)
b.    ½ bagian lagi diberikan dalam 16 jam berikutnya.

24 jam II :
1.      Cairan Dex 5% in water : 24 x (25 + % LLB) X BSA cc.
2.      Albumin sebanyak yang diperlukan,(0,3 – 0,5 cc/kg/%)
3.    Mengatasi gangguan pernafasan
4.    Mengatasi infeksi
5.    Eksisi eskhar dan skin graft
6.    Pemberian nutrisi
7.    Rehabilitasi
8.    Penanggulangan terhadap gangguan psikologis

Terapi Tindakan
Upaya pertama saat terbakar adalah mematikan api pada tubuh, misalnya dengan menyelimuti dan menutup bagian yang trbakar untuk menghentikan pasokan oksigen pada api yang menyala. Korban dapat mengusahakannya dengan cepat menjatuhkan diri dan berguling agar bagian pakaian yang terbakar tidak meluas.nkontak dengan bahan yang panas juga harus cepat di akhiri, misalnyadengan mencelupkan bagian yang terbakar atau menceburkan diri ke air dingin atau melepaskan baju yang tersiram air panas.
Pertolongan pertama setelah sumber panas dihilangkan adalah merendam daerah luka bakar dalam air atau menyiramnya dengan air selama sekurang – kurangnya lima belas menit. Proses koagulasi protein sel dijaringan yang terpajan suhu tinggi berlangsung terus setelah dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas. Proses ini dapat dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan mempertahankan suhu dingin ini pada jam pertama. Oleh karena itu,merendam bagian yang terbakar selama lima belas menit pertama dalam air sangat bermanfaat untuk menuruhkan suhu jaringan sehingga kerusakan lebih dangkal dan diperkecil.
Dengan demikian, luka yang sebenarnya menuju derajat II dapat terhenti pada derajat I, atau luka yang akan meningkat ke derajat III dapat berhenti di derajat II atau derajat I. Pencelupan atau penyiraman dapat dilakukan dengan air apa saja yang dingin tidak usah steril.
Pada luka bakar ringan, prinsip penanganan utama adalah mendinginkan daerh yang terbakar dengan air,mencegah infeksi dan memberikan kesempatan sisa – sisa sel epitel untuk untuk berpoliferasi dan menutup permukaan luka. Luka yang dirawat secara tertutup atau terbuka.
Pada luka bakar yang berat ,selain penanganan umum seperti pada luka ringan,jika perlu dilakukan resusitasi segera bila penderita menunjukkan gejala syok. Bila penderita menunjukkan gejala terbakarnya jalan nafas,diberikan campuran udara lembab dan oksigen. Kalau terjadi udem laring dipasang pipa endotrakea atau dibuat trakeostomi. Trakeostomi berfungsi untuk membebaskan jalan nafas,mengurangi ruang mati dan memudahkan pembersihan jalan nafas dari lendir atau kotoran, bila ada dugaan keracunan CO berikan oksigen murni.
Perawatan lokal adalah mengoleskan salep antiseptikdan membiarkan terbuka atau menutupnya dengan pembalut steril untuk perawatan tertutup. Bila perlu penderita dimandikan dahulu. Selanjutnya diberikan pencegahan tetanus berupa ATS (anti tetanus serum) atau toksoid. Analgesik diberikan bila penderita kesakitan.

Related Posts by Categories



Comments :

1
Unknown said...
on 

Ada beragam maca cara untuk mengobati penyakit gagal ginjal, salah satunya dengan cara herbal yang lebih alami dan tidak akan menyebabkan efek samping yang bisa membahayakan kondisi kesehatan tubuh Anda. Cara Mengobati Gagal Ginjal Tanpa Operasi

Post a Comment

Tukeran Link

COPAS Kode dibawah ke blogmu

Tampilan Diblog akan seperti ini
akper,Keperawatan,PPNI,Solo

CARI DISINI

 


Ingin pasang iklan
dapat duit Klik Disini

Follow-Me

SMS Ke teman anda disini GRATIS

.

[KEMBALI KE ATAS ]