Dalam postingan kali ini saya memberikan materi perkuliahan dengan mata ajar Keperawatan Komunitas untuk mahasiswa S1 keperawatan, silahkan untuk dicopy sebagai bahan perkuliahan.Silahkan setiap anda mengambil materi ini untuk meninggalkan pesan di akhir postingan ini. terimakasih
PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
Pokok Bahasan : Sejarah Kesehatan Masyarakat
Sub Pokok Bahasan : Permulaan Praktek Kesehatan
Dosen : Ns. SUNARYO JOKO WALUYO,SKp.
Permulaan Praktek Kesehatan
Peninjauan norma budaya yang dominan dari tiap era diperlukan demi pengetahuan yang mendahului sistem kesehatan yang sekarang. Pola pola pelayanan kesehatan pada era yang terdahulu berdampak terhadap pola praktek medis dan perawatan.
Dibawah ini adalah urutan sejarah kesehatan masyarakat :
1. Zaman sebelum Masehi
Masy. Selalu dihadapkan pada masalah melahirkan, kematian dan penyakit----Magis dan tahayul. Mesir 1000 SM---- prinsip obeservasi dan empiris.
2. Zaman Yunani
Orang bagian dari alam---- kesehatan adl dampak dari alam, mkesehatan hanya tggjwb bangsa yang berpendidikan, kebersihan perorangan, gerakan fisik, diet dan sanitasi diperhatikan, tetapi mengabaikan orang lemah , sakit dan cacat.
3. Zaman abad Pertengahan
Pada era ini cara berfikir mengarah pada mistik dan kepercayaan bagi yang menciptakan ide baru akan mendapat hukuman keagamaan, dunia pengobatan terhenti. Orang dianggap tidak bermoral jika menelaah badan sendiri.
Konseptualisasi manusia dipengaruhi oleh praktek kesehatan, penyakit dianggap sebagai hukuman atas dosa.
4. Zaman Renaissance ( 1500an M )
Kebangkitan baru, penemuan microskop oleh Antoni Van Leeuwenhoek
5. Permulaan Perawatan Kesehatan Masyarakat
Perawatan kesehatan masyarakat berevolusi secara dramatis sejak para pemula perawat kunjungan muncul yang disponsori St. Vincent de Paul di Paris th. 1669. dgn tujuan agar masyarakat dapat menolong dirinya sendiri.
6. Revolusi Industri
Muncul masalah utama, angka kematian bayi yang tinggi, dan pembunuhan bayi yang tidak sah, kondisi perburuhan yang jelek dan penyakit akbita kerja. Usaha-usaha kesehatan masyarakat yang lebih muthakir dimulai di Inggris
7. Periode Kolonial
Permulaan usaha kesehatan masyarakat kaum kolonial terdiri dari pengumpulan data statistik, memperbaiki sanitasi dan pencegahan penyakit
8. Abad IX
Ancaman kesehatan melonjak, epidemi cacar, demam, kolera,tipoid, tifus masuk melalui kaum imigran. Rumah-sakit umumnya tidak bersih, pekerja yang tidak mendapatkan latihan. Peraturan amandemen undang-undang bagi yang miskin tahun 1834, membuka pintu era baru kesejahteraan sosial dan kesehatan masyarakat di Inggris
9. Permulaaan Pelayanan Kesehatan di Rumah
Lilian Wald mengelola perawatan kunjungan di New York.. perasatuan perawat pengunjung yang pertama di Amerika di mulai di philadelphia th. 1886 yang memberikan perawatan dirumah pada orang sakit.
10. Abad XX
Awal abad XX menjadi saksi terjadinya berbagai kebaikan yang secara langsung atau tidak mempengaruhi status kesehatan termasuk Dua Peperangan besar ( PD I dan II ) dan depresi ekonomi.
11. Organisasi Perawatan dan Pendidikan Keperawatan
Selama beberapa tahun perawatan kesehatan masyarakat berevolusi dari perawatan di rumah yang ditandai dengan diberikan oleh kaum ibu yang menguasai kesehatan dan kebutuhan spritual individu dan keluarga kepada disiplin yang menghayati landasan yang lebih luas tentang manusia, individu, klg, klp dan masyarakat sebagai ruang lingkup bidang praktek
KERANGKA KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
PERKESMAS : Gabgan. Ilmu Keprw, Kesmas & Sosial ( WHO,1959).
Tiga komponen dasar ilmu perkesmas Ilmu Keperawatan, Sosial ( PSM ) dan Kesehatan masy.
ILMU KEPERAWATAN
Ilmu kepwt. Tdr dr. 4 konsep pokok : Manusia, Kesehatan, Masy. & Kepwt. ( Christina Ibrahim, 1986)
MANUSIA : Makluk bio,psiko, sosial spritua; yang utuh dan unik.
KDM berdasar Hierarki Maslow.(Fisiologis, aman,nyaman,mencintai di cintai, harga diri,
aktualisasai diri. )
MASY. : Manusia yang saling bergaul, saling interaksi ( Koentjaraningrat, 1990).
KESH. : Sehat : Kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif ( Parson, 1972),
kesehatan tidak pernah konstan.
KEPWT. : Yan kesh Esensial oleh perawat kpd indv, klg, klp & masy.
KESEHATAN MASY.
Aplikasi Praktik Kepwt. Kesht. Masy. Diperlukan pengt penunjang :
Proses terjadi mas kesth. ( Epidemiologi )
Penelitian ttg keseht. Masy ( Statitistik Kesh )
Konsep- konsep puskesmas, penkes, PKMD dll.
SOSIAL
Pengetahun sosial kemasy. Baik ditingkat ind. Klg, klp dan masy.
FALSAFAH PERKESMAS
Falsafah : keyakinan thd nilai- nilai yg mjd pedoman utk mencapai sesuatu tujuan dan dipakai sbg pandangan hidup.
Falsafah perkesmas antara lain :
1. Yan perkesmas adl pekerjaan yang luhur dan manusiawi .
2. Perkesmas upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan utk manusia yang sehat.
3. Harus terjangkau oleh semua orang.
4. Upaya promotif dan preventif mrp upaya pokok tanpa mengabaikan kuratif & rehabilitatif.
5. Berlangsung secara berkesinambungan
6. Perawat perkesmas sbg Provider dan Klien sbg konsumer, menjamin hub. Saling mendukung.
7. pengembangan tenaga perawat direncanakan scr berkesinambungan.
8. individu dlm masy ikut bertanggung jawab atas kesehatannya
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN (SPK )
Ada 3 SPK : 1). Konsep Dasar Sistem, 2) Konsep dasar Kesehatan, 3). Sistem Pelayanan Kesehatan,
ada 3 peran. yankes 1).pengembangan SDM dkaitkan yankes 2). Peran yan kes dlm pengembangan SDM dan 3). Tantangan yankes dalam pengembangan SDM .
KONSEP DASAR SISTEM
PENGERTIAN SISTEM : Antara lain:
1. Gab elemen yg saling dihub. Suatu proses/struktur& berfx sbg satu kesatuan utk menghasilkan sesuatu yang tlh ditetapkan.
2. Stuktur konseptual tdr dr fx yg saling berhub utk mencapai 7an yg diinginkan.
3. Satu kesatuan yg utuh dan terpadu dari berbagai elemen yg berhub dan saling mempengaruhi yg dgn sadar dipersiapkan utk mencapai 7an. Yg telah ditetapkan
SISTEM DIBAGI MJD DUA MACAM :
1. Sistem sebagai wujud / Entity : dapat dideskripsikan dengan ciri ciri yg jelas. Ada dua 1).konkrit : mesin. Peralatan dll, 2).abstrak : kebudayaan, adat dll.
2. Sistem sebagai suatu metode : apabila bagian / elemen dr sistem membentuk suatu metode yg dpt dipakai sbg alat dlm pekerjaan administrasi :mis. Sistem pengawasan dgn elemennya berupa peraturan.
CIRI-CIRI SISTEM
1. Menurut Elias M.Awad (1979)
a. Sistem bukanlah berada diruang hampa, tetapi selalu berinteraksi dengan lingkungan
b. Sistem mempunyai kemampuan utk mengatur diri sendiri, krn didlamnya ada feed back.
c. Sistem terbentuk dari dua/ lebih subsistem, dan setiap subsistem terbentuk oleh dua/ lebih subsistem, dan seterusnya.
d. Antara subsistem satu dgn yg lain ada hub yg saling tergantung dan mempengaruhi.
e. Sistem mempunyai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Yg mrp hasil kerjasama dari berbagai subsistem.
2. Menurut shode and Dan Voich Jr. (1974)
a. Sistem mpy 7an, dan semua perilaku didlm sistem utk mencapai 7an.
b. Sistem mrp satu kesatuan yg bulat dan utuh ( Wholism)
c. Elemen sistem saling terkait berhub. Dan berinteraksi.
d. Bersifat terbuka & berinteraksi dengan sistem lain yang > luas ( lingkungan )
e. Bersifat Transformasi / mampu mengubah sesuatu mjd susuatu lain.
f. Mempunyai maknisme pengendalian dlm pencapai 7an.
3. Ciri – ciri secara umum dari dua pendapat diatas adalah :
a. dlm sistem tdt bagian yg salin berhub.
b. Fx masing elemen utk mengubah masukan menjadi keluaran.
c. Dlm melaksanakan fx bekerja scr bebas tapi tetap terkait/ tdp mekanisme pengendalian..
d. Walaupun terpadu bukan berarti tertutup thp lingkungan.
UNSUR – UNSUR SISTEM.
Sistem terbentuk dr bagian / elemen yg slg berhub. Dan mempengaruhi.
Elemen adl sesuatu yg mutlak harus ditemukan pada sistem.
Input ----Proses----out put---impact /dampak---- feed back / umpan balik dan linkungan berada diluar sistem tapi mempengaruhi perjalaqnan sistem
SISTEM DALAM ADMINISTRASI KESEHATAN
1. Sistem sbg upaya menghasilkan yankes. Artinya:
a. Masukan adl perangkat administrasi yakni : tenaga, dana, sarana dan metode (sumber, tata cara, kesanggupan )
b. Proses : Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan penilaian.
c. Keluaran : Yankes yg akan dimanfaatkan oleh masyarakat / lingkungan
2. Sbg upaya utk menyelesaikan Masalah Kesehatan, Artinya :
a. Masukan : Masalah yg ingin diselesaikan
b. Proses : tenaga, dana, sarana dan metode.
c. Keluaran : Selesainya masalah kesehatan yg dihadapi.
3. Dlm Sistem Kesehatan Nasional , Artinya :
a. Masukan : Kependudukan, perilaku penduduk, lingkungan, sumber daya dari segi pengadaannya.
b. Proses : Upaya kesh., organisasi kemasyarakatan, serta sumber daya dari segi pemanfaatannya.
c. Keluaran : Derajat kesehatan penduduk.
KONSEP DASAR KESEHATAN
DEFINISI SEHAT
WHO (1947) Suatu keadaan sejahtera sempurna yg lengkap meliputi kesejahteraan fisik, mental dan sosial bukan semata-mata bebas dari penyakit dan/ kelemahan.
WHO ( 1984) Kumpulan dari berbagai faktor yang kompleks dan saling berhubungan yg terdpt dlm suatu negara, yg diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat pada setiap saat yang dibutuhkan.
SISTEM KESEHATAN NASIONAL ( SKN)
adl suatu tatanan yg mencerminkan upaya bangsa Indonesia utk meningkatkan kemampuan mencapai derajat kesehatan yg optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yg dimaksud dalam pembukaan UUD 1945.
Sistem Pelayanan Kesehatan .
Pelayanan Kesehatan adl setiap upaya yg diselenggarakan sendiri atau scr bersama-sama dlm suatu organisasi utk memelihara dan meningkatkan kesh., mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, klg, klp dan ataupun masy. ( Lovely dan Loobam 1973)
KONSEP PELAYANAN PRIMA DI BIDANG KESEHATAN
Standart Pelayanan Prima (SPM) dibedakan menjadi 3 level :
1. Pelayanan yg dianggap terbaik oleh lembaga pemerintah yg belum memiliki SPM. Lembaga ini memiliki kewajiban segera menyusun SPM
2. Pelayanan yg sesuai dengn SPM. Bagi lembaga pemerintah yg telah memiliki SPM
3. Pelayanan yg melebihi persyaratan SPM.
Pelayanan prima memiliki ciri ciri : PERSONALITY, Artinya:
P. Pleasantness / Kenyamanan
E. Eagerness to help others / hasrat untuk membantu masy.
R. Respect for other people / menghargai dan mengormati orang lain.
S. Sense of responsibility is a realization that what one does and says is
importan / seseorang hrs memiliki rasa tgg jwb thd pekerjaan dan perkataannya thd orang lain
O. Orderly mind is essensial for methodical and accurate work. / memiliki jalan pemikiran yg terarah
dan terorganisasi utk melakukan pekerjaaqn dgn metode baik dan tingkat ketepatan yg tinggi.
N. Neatness indicatet Pride in self and job / memiliki kerapian dan bangga dengan pekerjaannya sendiri.
A. Accurate in everything done is of permanent importance / hrs memiliki keakuratan dan ketepatan /
ketelitian dlm segala hal.
L. Loyality to both management ang collegues make ghood teamwork / hrs setia kepada manajemen dan
kolega / rekan kerja
I. Intelligence use of comman sense at all time / hrs menggunakan akal sehat dlm yan dari waktu ke wkt
T. Tact saying and doing the thing at the right time / hrs meiliki kepribadian,
berbicara bijaksana dan melakukan pekerjaan dgn benar
Y. Yearning to be good service cleck and love of the work is essential / hrs
mempunyai keinginan mjd pelayan yg baik serta ,mencintai pekerjaan
pelayanan kesehatan hrs memperhatikan prinsip : SERVICE
S. Service For Everyone / selalu senyum kepada setiap orang
E. Exellence in everything we do / selalu yg terbaik dlm setiap pekerjaan
R. Reaching out to every guest / menghadapi setiap tamu dgn baik
V. Viewing every guest as special / perlakukan tamu sbg orang istimewa
I. Inviting guest to return / mengundang tamu utk kembali
C. Creating a warm atmosphere / menciptakan suasana kehangatan dan keakrapan dgn tamu
E. Eye contact that shows we care / kontak mata dgn tamu sbg wujud perhatian.
PRINSIP PELAYANAN PRIMA DI BIDANG KESEHATAN
1). Mengutamakan pelanggan.
2). Sistem yang efektif
3). Melayani dgn hati nurani.
4). Perbaikan berkelanjutan
5). Memberdayakan Pelanggan
MUTU PELAYANAN
Ukuran mutu pelayanan antara lain :
1. Proses pelayanan dilaksanakan sesuai prosedur yg standart
2. petugas memiliki kompetensi yg diperlukan
3. pelaksanaan pelayanan didukung tehnologi, sarana prasarana yg memadai
4. pelayanan tdk bertentangan dgn kode etik
5. Pelaksanaan pelayanan dpt memuaskan pelanggan
6. Pelaksanaan pelayanan dpt memuaskan petugas pelayanan
7. pelaksanaan pelayanan ,mendapatkan keuntungan bagi lembaga penyedia pelayanan
Faktor Yang Menentukan Bentuk dan Jenis YANKES
1. Pengorganisasian pelayanan
2. ruang lingkup kegiatan
3. sasaran Yankes
SYARAT POKOK PELAYANAN KESEHATAN
Suatu yankes dikatakan baika apabila :
1. Tersedia / available & berkesinambungan / continous
2. Dapat diterima / acceptable & bersifat wajar / appropriate
3. Mudah dicapai / accesible
4. mudah dijangkau / affordable
5. bermutu / quality
SISTEM PELAYANANAN KESEHATAN DI INDONESIA
Meliputi : 1). Pelayanan Kesh Dasar ( Puskesmas, Pustu, Pusling, Home Visit )
2). Pelayanan Kes Rujukan ( di Rumah Sakit ).
MASALAH PELAYANAN KESEHATAN
Keuntungan :Meningkatnya mutu pelayanan kesh : indikator menurunnya angka kesakitan, kecacatan, dan kematian
Masalah yang muncul :
1. Fragmented Health Service ( Terkotak – kotak yan kes)
Munculnya spesialiosasi, sub spesialis ---- menyulitan masyarakat.
2. Berubahnya sifat pelayanan kesehatan.
Penyelenggaraan yankes tdk menyeluruh hanya tertuju pada keluhan atau organ tubuh yg sakit saja (sesuai spesialisasinya )
Sisi negatif munculnya alat-alat kedokteran yg canggih thd sifat yan kes:
1. Makin renggangnya hub antara petugas kesehatan ( medis & para medis )
2. Adanya tabir pemisah antara dokter/perawat dgn klien akibat alat yg digunakan
3. Makin mahalnya biaya kesehatan
Faktor – faktor yg mempengaruhi sistem yan kes.
1. Pergeseran masy dan konsumen, kebutuhan masy thp pelayanan meningkat
2. Ilmu pengetahuan dan tehnologi baru, dampak :
a. Dibutuhkan tenaga yg profesional yg sesuai kecanggihan alat
b. Melambungnya biaya kesehatan
3. Issue legal dan etik
4. Ekonomi, “ yang miskin tidak boleh sakit “
5. Politik.
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER / PRIMARY HEALTH CARE ( PHC )
A. DEFINISI
Pelayanan Kesehatan Primer / PHC adalah strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk. PHC menekankan pada perkembangan yang bisa diterima, terjangkau, pelayanan kesehatan yang diberikan adalah essensial bisa diraih, yang essensial dan mengutamakan pada peningkatan serta kelestarian yang disertai percaya pada diri sendiri disertai partisipasi masyakarat dalam menentukan sesuatu tentang kesehatan.
Adalah Pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metoda dan tehnologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta deengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semanggat untuk hidup mandiri ( Self reliance ) dan menntukan nasib sendiri ( self Determination )
B. TINJAUAN SEJARAH
Gerakan PHC dimulai resmi pada tahun 1977, ketika sidang kesehatan WHO ke 30. Pada konferensi international 1978 di Alma Alta ( Uni Soviet) pada tanggal 12 September 1978, ditentukan bahwa tujuan agar menemukan titik temu dengan PHC. Resolusi dikenal dengan Health For All by the Year 2000 ( HFA 2000) atau sehat untuk semua di tahun 2000 adalah merupakan target resmi dari bangsa-bangsa yang tergabung dalam WHO.
Pada tahun 1981 setelah diidentifikasi tujuan kesehatan untuk semua dan startegi PHC untuk merealisasikan tujuan, WHO membuat indikator global untuk pemantauan dan evaluasi yang dicapai tentang sehat untuk semua pada tahun 1986. Indikator tersebut adalah :
1. Perkembangan sosial dan ekonomi
2. Penyediaan pelayanan kesehatan status kesehatan
3. Kesehatan sebagai objeck atau bagain dari perkembangan sosial ekonomi.
Pemimpin perawat yang menjadi kunci dalam mencetuskan usaha perawatan PHC adalah Dr. Amelia Mengny Maglacas pada tahun 1986.
C. KONSEP PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Pelayanan kesehatan primer merupakan pelayanan kesehatan essensial yang dibuat dan bisa terjangkau secara universal oleh individu dan keluarga di dalam masyarakat. Fokus dari pelayanan kesehatan primer luas jangkauannya dan merangkum berbagai aspek masyarakat dan kebutuhan kesehatan. PHC merupakan pola penyajian pelayanan kesehatan dimana konsumen pelayanan kesehatan menjadi mitra dengan profesi dan ikut serta mencapai tujuan umum kesehatan yang lebih baik.
D. TUJUAN PHC
1. TUJUAN UMUM
Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Pelayanan harus mencapai keseluruhan pendudukan yang dilayani
b. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
c. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani
d. Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber – sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
E. FUNGSI PHC
1. Pemeliharaan kesehatan
2. pencegahan penyakit
3. diagnosis dan pengobatan
4. pelayanan tindaj lanjut
5. pemberian sertifikat
F. TIGA UNSUR UTAMA PHC
1. Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan
2. melibatkan peran serta masyarakat
3. melibatkan kerjasama lintas sektoral
G. LIMA PRINSIP DASAR PHC
1. Pemerataan upaya kesehatan
2. Penekanan pada upaya preventif
3. Menggunakan tehnologi tepat guna
4. melibatkan peran serta masyarakat
5. Melibatkan kerjasama lintas sektoral
H. DELAPAN ELEMENT PHC
1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta pengendaliannya
2. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi
3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
4. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
5. Immuniasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat
7. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa
8. Penyediaan obat-obat essensial
I. CIRI CIRI PHC
1. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat
2. Pelayanan yang menyeluruh
3. Pelayanan yang terorganisasi
4. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat
5. Pelayanan yang berkesinambungan
6. Pelayanan yang progresif
7. Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga
8. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah wsatu aspek saja
J. TANGGUNG JAWAB PERAWAT DALAM PHC
1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan
2. Kerjasama dengan masyarakat, keluaraga dan individu
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik asuhan diri sendiri pada masyarakat
4. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan kesehatan dan kepada masyarakat.
5. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.
K. KESIMPULAN
1. PHC merupakan startegi untuk menyajikan pelayanan kesehatan essensial kepada masyarakat
2. Para petugas pada sistem PHC merupakan mitra dalam berbagai kegiatan bersama-sama dengan anggota masyarakat
3. PHC menandaskan pelayanan kesehatan yang terbayar, bisa dijangkau, tersedia dan bisa diterima
4. Pengkajian masyarakat, menentukan prioritas kesehatan. Implementasi aktifitas melaksanakan evaluasi merupakan aspek-aspek perawatan kesehatan masyarakat yang dipakai PHC
5. Menghimbau masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri, menyiapkan diri untuk mendapatkan kesempatan mekasanakan perawatan sendiri dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan dan sosial.
6. Memberikan penyuluhan kepada penduduk mengenai perkembangan kesehatan dan sosial untuk membantu diri mereka meraih perawatan mandiri, mengambil keputusan sewndiri dan mempercayai diri sendiri.
7. Target dari PHC adalah seluruh masyarakat dan bukan individu.
8. PHC Berbeda dengan pelayanan primer. Pelayanan primer merupakan komponen dari PHC
9. Para petugas kesehatan masyarakat berpartisipasi dalam implementasi PHC
10. TIM PHC terdiri dari perawat, dokter, gigi, apoteker, penyuluhan kesehatan, ahli sanitasi dan ahli diet.
11. Perawat yang efektif dari sistem PHC bekerja dekat dengan penduduk, masyarakat dengan sumber-sumebr dan dengan profesional-profesinal lain di masyarakat yang bersangkutan.
12. Perawat di tim PHC membutuhkan kepemimpinan yang disertai ketrampilan manajemen.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN KOMUNITAS
A. EKONOMI
Untuk dapat memahami bagaiman pentingnnya ekonomi dalam pelayanan kesehatan dan hal yang signifikan dalam keperawatan pengetahuan dasar dari terminologi kunci ekonomi sangat essensial.
Ekonomi adalah sains sosial yang berkaitan dengan masalah –masalah yang memakai atau menggunakan sumber-sumber dalam cara yang paling efisien guna mencapai kepuasan yang sepenuhnya dari keinginan masyarakat yang tidak ada batasnya ( Heider-Dorneich, 1978). Ekonomi kesehatan berkaitan dengan masalah – masalah yang menghasilkan dan mendistribusikan sumber –sumber pelayanan kesehatan.
1. Teori –Teori Ekonomi
Dua teori dasar bisa diaplikasikan untuk studi dan meraih pengertaian tentang ekonomi : teori mikro dan makro ekonomi. Teori mikro ekonomi berhubungan dengan studi alokasi dan distribusi pendapatan.
Prinsip dasar yang dipakai untuk teori mikro ekonomi adalah mengenai suplai dan permintaan. Bila suplai dari produk atau jasa meningkat, permintaan menurun akan berdampak harga menjadi rendah, Sebaliknya bila permintaaan meningkat suplai produk / jasa menurun harga akan meningkat.
Sedangkan makro ekonomi berkaitan dengan studi stabilitas dan pertumbuhan dari ekonomi seluruhnya, Faktor-faktor yang menentukan pendapatan, tingkat harga umum dan laju pertumbuhan ekonomi. Teori berhubungan dengan yang besar ( kelompok ) variabel yang mempengaruhi seluruh ekonomi.
2. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKONOMI PELAYANAN KESEHATAN
Empat faktor instrumental penting mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sistem pelayanan kesehatan : inflasi harga, tehnologi, intensitas dan perubahan demografi penduduk.
a. INFLASI HARGA
Inflasi harga merupakan masalah ekonomi yang besar, inflasi umum mempengaruhi harga bahan-bahan dan jasa-jasa, termasuk biaya pelayanan kesehatan yang meningkat rata-rata 12 % lebih cepat dari pada indeks biaya pengguna jasa.
Inflasi pada pelayanan kesehatan tetap merupakan faktor dominan dalam ekonomi kesehatan menurut isu sekarang. Sejumlah asumsi telah dibuat mengenai alasan inflasi pelayanan kesehatan :
(1) Karena pendapatan meningkat dan lebih banyak orang mendapat asuransi kesehatan, memanfaatkan sistem dan permintaan pelayanan juga meningkat.
(2) Belanja meningkat sebagai respon terhadap upah di Rumah Sakit, sehingga sewaktu produktivitas pegawai lamban dan untuk mengimbanginya diperlukan lebih banyak pegawai.
(3) Peningkatan suplai, perlengkapan dan pengeluaran untuk gaji dampak dari pertumbuhan dan jumlah perusahaan asuransi.
(4) Harga-harga tenaga pelayanan yang baru dan mahal meningkat
(5) Harga – harga meningkat karena bangunan mahal, mahalnya pemeliharaan fasilitas rumah sakit yang sudah ada.
(6) Perubahan cara hidup pemakai jasa dan bahaya lingkungan menciptakan serangakain bahaya yang memerlukan pelayanan kesehatan.
(7) Peningkatan jasa pelayanan yang berdasarkan kemasyarakatan menambah keseluruhan perbelanjaan.
b. TEHNOLOGI DAN INTENSITAS
Tehnologi medis telah didefinisikan oleh Congressional Office of Technology Assesment sebagai “ Tatanan teknik-teknik, obat-obatan, perlengkapan dan prosedur prosedur yang dipakai oleh profesional pelayanan kesehatan yang menyajikan pelayanan medis kepada individu dan sistem dimana pelayanan disajikan “ ( Banta, 1990 ).
Yang dimaksud intensitas adalah penggunaan tehnologi, suplai dan jasa pelayanan kesehatan oleh atau atas nama klien. Intensitas mencakup dan merupakan bagian dari usaha – usaha pembangunan tehnologi. Profesional kesehatan seperti dokter menjadi ketergantungan kepada tehnologi untuk menegakkan diagnosa dan pengobatan. Itu menjadi bahan-bahan penting yang harus dibeli sebagai tehnologi untuk klien. Perawat juga menjadi ketergantungan kepada tehnologi untuk memantau kemajuan klien dan membuat ketentuan untuk asuhan keperawatan. Masyarakat dengan peningkatan kecanggihan mengenai kesehatan dan kebutuhan pelayanan kesehatan menghendaki penggunaan laboratorium, radiologi, diagnostik, pelayanan terapautik sebagai pengobatan.
c. PERUBAHAN DEMOGRAFI PENDUDUK
Perubahan demografi mengakibatkan beban pemerintah terhadap kesehatan masyarakat menjadi lebih meningkat, apalagi dalam waktu waktu belakangan telah terjadi peningkatan angka kemiskinan yang membuat pemerintah memberikan bantuan pengobatan melalui surat miskin, askeskin, dll.
B. ETIKA DAN PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS
Dalam membuat ketentuan moral biasanya kita melihat berbagai peraturan prinsip-prinsip atau teori-teori. Peraturan menyatakan bahwa kegiatan tertentu harus / tidak harus dilaksanakan , karena itu benar / salah.
Contohnya adalah bahwa “ perawat harus selalu mengatakan yang benar kepada klien”. Prinsip
APLIKASI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT
Dalam keperawatan kesehatan masayarakat prinsip baik dapat diaplikasikan dalam (1) menyeimbangkan bahaya dan keutungan bagi populasi klein dan (2) didalam pemakaian untuk analisa keuntungan biaya dalam penentuan dampak kepada populasi klien.
Menyeimbangkan bahaya dan keuntungan
Jasa yang membawa keseimbangan besar dari kebaikan diatas keburukan atau untung diatas malapetaka adalah sejalan dengan peraturan penggunaan. Peraturan tersebut berasal dari prinsip kebaikan dan mencakup kewajiban moral untuk menimbang –nimbang keuntungan terhadap bahaya demi peningkatan keuntungan dan mencegah terulangnya bahaya ( Beauchamp dan Childriss )
SOSIAL DAN KULTURAL YANG MEMPENGARUHI PELAYANAN KESEHATAN
Yang dipakai sebagai pokok pembicaraan dari bab ini adalah tentang kesehatan yang bukan hanya berdasarkan pengetahuan dari penyakit fisik saja, tatapi juga atas pengaruh dari sosiokultural. Seringkali perawat harus merencanakan dan memberikan asuhan kepada individu / keluarga yang kepercayaan kesehatan berbeda dari faham perawat. Guna memberikan pelayanan yang efektif dan cocok perawat harus mengenal pentingnya pengaruh budaya dan nilai-nilai kultural.
A. ARTI BUDAYA
Budaya memungkinkan kita untuk interprestasi lingkungan dan kegiatan orang di sekeliling kita agar kita bisa berperilaku yang sesuai. “ Kebudayaan terdiri dari standart untuk menentukan apa yang akan terjadi, bagaimana pendapat orang dan bagaimana agar bisa bergaul dengan mereka ( Goodenough, 1966 )
B. KONSEP – KONSEP YANG RELEVAN DENGAN BUDAYA
1. Holisme / Seutuhnya
Antropologi percaya bahwa kebudayaan adalah fungsi yang terintegrasi seluruhnya dengan bagian interelasi dan interdependensi. Demikian juga budaya lebih baik dipandang dan dianalisa secara menyeluruh. Berbagai komponen dari budaya seperti politik, ekonomi, agama, persaudaraan dan sistem kesehatan, melakukan fungsi yang terpisah tetapi kemudian bercampur membentuk perbuatan yang menyeluruh. Jadi untuk mengetahui sistem dari sesesorang harus memandang masing-masing hubungannya dengan orang lain dan dari keseluruhan kulturnya. ( Benedict, 1934 )
Perubahan budaya biasanya mengundang tantangan –tantangan baru dan berbagai masalah. Perubahan meliputi adaptasi kreatif dari perilaku yang terdahulu yang disebabkan karena bahasa, adat, kepercayaan, sikap , tujuan, undang-undang, tradisi dan kode moral. Pada saat yang terdahulu sudah keluar dari mode atau kurang bisa diterima dan menjadi sumber konflik yang potensial ( Elling, (1977).
2. Enkulturasi
Adalah proses mendapatkan pengetahuan dan menghayati nilai-nilai. Melalui proses ini orang bisa mendapatkan kompetensi dari budayanya sendiri. Anak-anak melihat orang tua dan mengambil kesimpulan tentang peraturan demi perilaku. Pola-pola perilaku menyajikan penjelasan untuk kejadian dalam penghidupan seperti, dilahirkan, maut, remaja, hamil, membesarkan anak, sakit, penyakit.
3. Etnosentris
Adalah suatu kepercayaan bahwa hanya budayanya sendiri yang terbaik. Sangat penting bagi perawat untuk tidak berpendapat bahwa hanya caranya sendiri yang terbaik dan menganggap ide orang lain tidak diketahui atau dipandang rendah.
4. Stereotip
Stereotip atau sesuatu yang bersifat statis / tetap merupakan kepercayaan yang dibesar-besarkan dan gambaran yang dilukiskan dengan populer dalam media massa dan ilmu kebangsaan. Sifat ini juga menyebabkan tidak berkembangnya pemikiran seseorang
5. Nilai – nilai Budaya
Sistem budaya mengandung berbagai orientasi nilai. Nilai merupakan bentuk kepercayaan bagaimana seseorang harus perperilaku, kepercayaan adalah sesuatu pernyataan yang tujuannya berpegang kepada kebenaran tapi mungkin boleh atau tidak boleh berlandaskan kenyataan empiris. Salah satu elemen yang paling penting tergabung dalam budaya dan nilainya . Nilai ini bersama memberikan stabilitas dan keamanan budaya, menyajikan standart perilaku. Bila dua orang bersama-sama memiliki budaya yang serupa dan pengalamanya cenderung serupa, nilai-nilai mereka akan serupa, walaupun dua orang tersebut tidak mungkin pola nilai yang tetap serupa, namun mereka cukup serupa untuk mengenal kesamaan dan untuk mengidentifikasi“ yang lain sama seperti saya “ ( Gooenough, 1966)
C. PERBEDAAN BUDAYA
Sesungguhnya karena tradisi berbeda budaya dan peningkatan mobilitas, budaya yang harmoni jarang ditemukan. Pada individu yang kulturnya harmonis cenderung mempunyai kesamaan sikap, perhatian dan tujuan.
1. Koletifitas Etnis
Adalah kelompok dengan asal yang umum, perasaan identitas dan memiliki standart perilaku yang sama. Individu yang dibesarkan dalam kelompok seperti itu mengikuti budaya oleh norma-norma yang menentukan jalan pikiran dan perilaku mereka ( Harwood, 1981 )
2. Shock Budaya
Adalah salah satu sebab karena bekerja dengan individu yang latar belakang kulturnya berbeda. Shock budaya sebagai perasaan yang tidak ada yang menolong dan ketidaknyamanan dan kondisi disorientasi yang dialami oleh orang luar yang berusaha beradaptasi secara komprehensif atau secara efektif dengan kelompok yang berbeda akibat perbedaan praktek nilai-nilai dan kepercayaan.( Leininger, 1976). Perawat dapat mnegurangi shock budaya dengan mempelajari tentang perbedaan kelompok budaya dimana ia terlibat. Penting untuk perawat mengembangkan hormat kepada orang lain yang berbeda budaya sambil menghargai perasaan dirinya. Praktik perawatan kesehatan memerlukan toleransi kepercayaan yang bertentangan dengan perawat.
3. Pola Komunikasi
Kendala yang paling nyata timbul bila kedua orang berbicara dengan bahasa yang berbeda. Kebiasaan berbahasa dari klien adalah salah satu cara untuk melihat isi dari budaya. Menurut Kluckhohn,1972, bahwa tiap bahasa adalah merupakan jalan khusus untuk meneropong dan interprestasi pengalaman tiap bahasa membuat tatanan seluruhnya dari asumsi yang tidak disadari tentang dunia dan penghidupan. Kendala untuk komunikasi bisa saja terjadi walaupun individu berbicara dengan bahasa yang sama. Perawat kadang kesulitan untuk menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang sederhana, bebas dari bahasa yang jlimet yang klien bisa menangkap. Sangat penting untuk menentukan bahwa pesan kita bisa diterima dan dimengerti maksudnya.
4. Jarak Pribadi dan Kontak
Jarak pribadi adalah ikatan yang tidak terlihat dan flesibel. Pengertian tentang jarak pribadi bagi perawat kesehatan masyarakat memungkinkan proses pengkajian dan peningkatan interaksi perwat – klien. Profesional kesehatan merasa bahwa mereka mempunyai izin keseluruh daerah badan klien.. Kontak yang dekat sering diperlukan perawat saat pemeriksaan fisik, perawat hendaknya berusaha untuk mengurangi kecemasan dengan mengenal kebutuhan individu akan jarak dan berbuat yang sesuai untuk melindungi hak privasi.
5. Pandangan Sosiokultural Tentang Penyakit dan Sakit
Budaya mempengaruhi harapan dan persepsi orang mengenai gejala cara memberi etiket kepada penyakit, juga mempengaruhi bilamana, bagaimana, dan kepada siapa mereka harus mengkomunikasikan masalah –masalah kesehatan dan berapa lama mereka berada dalam pelayanan. Karena kesehatan dibentuk oleh faktor –faktor budaya, maka terdapat variasi dari perilaku pelayanan kesehatan, status kesehatan, dan pola-pola sakit dan pelayanan di didalam dan diantara budaya yang berbeda beda.
Perilaku pelayanan kesehatan merujuk kepada kegiatan-kegiatan sosial dan biologis individu yang disertai penghormatan kepada mempertahankan akseptabilitas status kesehatan atau perubahan kondisi yang tidak bisa diterima. Perilaku pelayanan kesehatan dan status kesehatan saling keterkaitan dan keduanya dipengaruhi oleh kekuatan sosiokultural, seperti ekonomi, politik, pengaruh lingkungan dan sistem kesehatan ( Elling, 1977)
D. FAKTOR – FAKTOR SOSIOKULTURAL MASYARAKAT
Yang berikut ini adalah daftar faktor-faktor sosiokultural yang menonjol yang harus dikaji dalam masyarakat :
1. Pengaruh – pengaruh yang selalu ada yang membagi orang kedalam kelompok – kelompok dalam masyarakat seperti etnis, agama, kelas sosial, pekerjaan, tempat tinggal, bahasa, pendidikan, jenis kelamin, kesuksesan dan umur.
2. Kondisi-kondisi yang menimbulkan konflik sosial dan / atau jalur sosial
3. Sikap terhadap kelompok minoritas, anak muda dengan orang dewasa, pria dengan wanita.
4. Pembagian masyarakat kedalam tetangga atau distrik dengan karakteristiknya
5. Jalur-jalur formal dan informal untuk komunikasi diantara berbagai program dan masyarakat
6. Kendala-kendala timbul akibat perbedaan kepercayaan budaya praktek
7. Politik orientasi dimasyarakat (sikap terhadap autoritas serta pemakaiannya pada masalah kesehatan )
8. Pola-pola migrasi baik didalam maupun diluar masyarakat dan pengaruhnya terhadap jasa pelayanan kesehatan
9. Hubungan agama dan pengobatan dalam masyarakat ( siapa dan apa penyebab dari penyakit dan bagaimana cara mencegahnya)
10. Bentuk penyakit atau sakit yang dipandang oleh berbagai anggota masyarakat bagaimana hal itu bisa timbul ( kondisi budaya yang spesifik, seperti penyakit yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara panas dan dingin atau penyakit yang disebabkan oleh magig )
E. FAKTOR – FAKTOR SOSIOKULTURAL KELUARGA DAN / ATAU INDIVIDU
Bila mengkaji keluarga atau individu perawat kesehatan masyarakat harus menyadari yang berikut :
1. Kekhasan keluarga, peranan yang dipegang oleh keluarga dan kerabat, pola-pola pemukiman
2. Berbagai jenis ritual dan berbagai upacara yang dianggap penting dalam siklus kehidupan seperti kelahiran, kematian, masa ramaja, pernikahan.
3. Kepercayaan kesehatan dan nilai-nilai anggota keluarga dan arti sosial yang bergantung kepada kesejahteraan dan sakit :
a. Kepercayaan mengenai organ tubuh dan / atau sistem dan bagaimana cara berfungsinya.
b. Metoda tertentu yang dipakai untuk mempertahankan kesehatan, seperti higiene dan praktek merawat diri sendiri
c. Sikap terhadap immunisasi, penyaringan dan usaha-usaha pencegahan yang lain
d. Kepercayaan dan praktek diseputar konsepsi, hamil, melahirkan, laktasi dan membesarkan anak
e. Sikap terhadap penyakit mental, cacat, mati.
4. Orang dalam keluarga yang bertanggung jawab untuk berbagai keputusan mengenai kesehatan, apa yang akan dikerjakan bila sakit, kemana minta tolong, siapa yang akan melihat, dan nasihat yang bagaimana yang akan ditaati.
5. Topik kesehatan yang sensitif atau dilarang oleh klien
6. Kemungkinan konflik diantara keluraga mengenai kepercayaaan kesehatan dan prakteknya dari program kesehatan yang sudah ditentukan.
7. Kepercayaan dan peraturan dan pilihan atau keraguan mengenai makanan yang biasa diyakini sebagai penyebab atau obat untuk penyakit.
8. Cara yang sesuai dengan budaya bila memasuki atau keluar dari ruangan, termasuk salam , ucapan selamat jalan, dan jam yang memudahkan kunjungan.
F. KONSEP-KONSEP KUNCI / RANGKUMAN
1. Budaya memungkinkan kita untuk bisa menginterprestasi lingkungan dan kegiatan orang seputar kita dan berperilaku dengan cara yang sesuai
2. Sementara antropologi memandang budaya sebagai satu tatanan peraturan menyiapkan individu untuk berperilaku dan menginterprestasikan perilaku orang lain.
3. Konsep holisme memerlukan perilaku orang agar tidak terkurung dari konteks dimana berlangsung dan budaya dipandang dengan baik dan dianalisa secara keseluruhan.
4. Budaya tidak pernah statis tapi merupakan proses yang konstan untuk menambah dan mengurangi elemen-elemen,.
5. Enkulturasi merupakan proses mendapatkan pengetahuan dan penghayatan nilai-nilai, dengan proses tersebut untuk memeperoleh kompetensi kultur
6. Karena kita seringkali memandang dunia dari pandangan kita, seringkali kita menganggap budaya kita adalah yang terbaik / etnosentris.
7. Sangat penting bagi perawat untuk mempertimbangkan caranya sendiri sebagai yang terbaik dan ide orang lain tidak diperdulikan dan dipandang inferior.
8. Stereotip adalah kepercayaan yang dibesar-besarkan dan image-image yang dimunculkan dalam media sebagai kriteria kebangsaan. Biasanya image-image itu palsu;menyelubungi perbedaan yang penting dikalangan kelompok dan membesar-besarkan itu diantara kelompok.
9. Nilai – nilai budaya adalah panduan yang menonjol dan tekun mempengaruhi pikiran dan kegiatan orang.
10. Orang yang dibesarkan didalam koletifitas etnis ( kelompok yang sama dari asal yang biasa, perasaan identitas dan mempunyai standart perilaku yang sama ) seringkali memerlukan dari pengalaman itu norma-norma budaya yang menentukan jalan pikiran dan perilaku dari anggota individu itu.
11. “Shock budaya “ adalah salah satu pengaruh karena bekerja dengan individu yang latar belakang kulturnya berbeda
12. Mobilitas masyarakat dan perbedaan budaya meningkatkan kecenderungan perawat mau kontak dengan berbagi cara hidup menurut budaya dan tradisi.
ETIKA KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
DEFINISI
Etik = Ethics = Ethos = adat, kebiasaan, perilaku, karakter.
Adl ilmu yg mempelajari ttg apa yg baik dan buruk scr moral.
Adl ilmu – kesusilaan – sepatutnya mns hidup – dlm masy – bdsr aturan / prinsip – tingkah laku yg benar.
Etika keperawatan : alat utk mengukur perilaku moral dlm kepwt. (berdsr kode etik yg berlaku)
Etika keperawatan kesehatan komunitas : adl pengambilan keputusan bdrskan moral,pengetahuan ttg hak kliendan tgg jwb profesi.
TUJUAN ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
1. Menciptakan kepercayaan klien pd perawat
2. Menciptakan kepercayaan pada sesama perawat
3. Menciptakan kepercayaan masy pd profesi perawat
Aliran yg Berhubungan Dengan Etika
1. Aliran Diskriptif --- yg memberi gmbr dan penjelasan bgmn mns berperilaku dlm ling atau dlm masy utk satu 7an.
2. Aliran Normatif ---- perilaku benar atau salah diukur dgn norma
3. Aliran Pluralisme ---- Suatu tindakan etis diukur berdsr kekomplekkan situasi yg dihadapi.
KODE ETIK KEPERAWATAN, PRINSIP DAN FUNGSI KODE ETIK
KODE ETIK KEPERAWATAN
Kode Etik Keperawatan (KEK)---bagian ddr etika kesh, tlh disusun oleh DPP PPNI melalui Munas PPNI di Jkt pd tgl 29 November 1989.KEK tdr dr 4 bab 16 pasal.
Bab 1 : Tgg jwb perawat thd klien, tdr dr 4 pasal.
Bab 2 : Tgg jwb perawat thd tugas, tdr dr 5 pasal.
Bab 3 : Tgg jwb perawat thd sejawat, tdr dr 2 pasal.
Bab 4 : Tgg jwb perawat thd profesi, trd dr 4 pasal.
Bab 5 : Tgg jwb perawat thd Negara, tdr dr 2 pasal.
KEK mnt American Nurse Association ( ANA)
1. Perawat melayani dengan penuh hormat thd klien
2. Perawat melindungi hak dan privacy klien
3. Perawatt melindungi publik/klien dr praktik yang ilegal
4. Perawat memikul tgg jwb atas tindakan keperawatan scr individu
5. Perawat memelihara kompentensi keperawatan
6. Perawat melaksanakan pertimbangan menggunakan kompentensi dan kualifikasi individu dlm menjalankan tugas.
7. Perawat turut serta beraktifitas dlm membantu pengembangan profesi.
8. Perawat turut serta dlm meningkatkan standart keperawatan
9. Membantu upaya profesi utk mnedukung Yankes yg berkualitas
10 Turut serta melindungi publik dr informasi dan gambaran yg salah.
11 Perawat bekerjasama dengan profesi kes lain dan publik dlm
meningkatkan upaya memenuhi kes publik
KEK Mnt International Council Nurse ( ICN)
Adl Federasi perhimpunan Perawat nasional di seluruh dunia yg didirikan tgl 1 Juli 1899 olh Mrs. Bedford Fenwich di Hanover Square, London dan direvisi pd tahun 1973. Uraian KEK adal sbb:
1. Tgg Jwb Utama Perawat, adalah :
a. Meningkatkan kes
b. Mencegah timbulnya penyakit
c. Memelihara Kes, dan
d. Mengurangi penderitaan
2. Perawat individu dan anggota kelompok masyarakat, tgg jwb perawat adl melaksanakan askep sesuai kebutuhan masy.
3. Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan, brtgg jwb thd standart praktik keperawatan
4. Perawat dan Lingkungan masyarakat, perawat memprakarsai pembaharuan
5. Perawat dan sejawat
6. Perawat dan profesi keperawatan
Prinsip Dasar Kode etik Adl menghargai hak dan martabat manusia.
Dlm menghadapi mas bersifat etis / moral. Perawat hrs bertanya pd diri sendiri.
Bagaimana pengaruh tindakan saya thd klien ,thd tim kerja, diri sendiri dan profesi .
Fungsi Kode Etik ; mnt Kozier & Erb, 1990 antara lain :
1. Etik berhub. Dgn standart profesi utk melindungi perawat dan klien
2. Kode Etik sbg alat penyusun Standart Praktik Profesional
3. Mrp Pedoman dlm melaksanakan tindakan & hrs diterima sbg nilai pribadi bagi anggota
4. memberi kerangka pikir pd anggota profesi utk membuat keputusan.
Mnt Hypocrates, Kode etik berfungsi :
1. Menghindari ketengangan antara manusia
2. Memperbaiki status kepribadian
3. Menopang pertumbuhan dan perkembangan pribadi
PRINSIP DASAR DAN ETIKA DLM KESH. KOMUNITAS
1. PRINSIP DASAR DLM KEP KES KOMUNITAS
a. Klg adl unit utama dlm yankesmas
b. 4 tingkat sasaran yankesmas: individu, klg, klp khusus dan masy.
c. Perawat bekerja atas PSM dlm menyelesaikan mas kesh
d. Menekankan upaya promotif & preventif tanpa lupa kuratif &rehab
e. Dasar yankes Problem Solving Approach
f. Kegiatan utama : masy baik yg sehat maupun yg sakit
g. 7-an : meningkatkan fx kehudupan—derajat kes yg optimal
h. Penekanan : pembinaan perilaku sehat
i. Bekerja secara team bukan individu
j. Peningkatan kesehatan
k. Home visit ---membantu mengatasi mas klien
l. Penkes mrp kegiatan utama
m.Pelaksanaan kesmas mengacu pd sistem yankes yg ada
n. Pelaksanaan Askep kom dilakukan di Puskesmas, panti, sekolah & klg
2. PRINSIP ETIKA DLM KEP KES KOM
a. Prinsip Kebaikan ----mempertimbangkan bahaya dan keuntungan
b. Prinsip Autonomi---- Individu bebas menentukan tindakan atau keputusannya.
c. Prinsip kejujuran / Veracity –mrp dasar terbinanya trust.
STANDART PRAKTIK KEPERAWATAN
DALAM
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
Menurut Yura dan Walsh ( 1978). “proses keperawatan merupakan inti sari dari keperawatan.proses ini menjadi pusat bagi semua tindakan keperawatan, dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah ”.
Diskripsi dari American Nurses association (ANA) dalam Social Policy Statement (1980) adalah sebagai berikut :
I. Pengumpulan data tentang status kesehatan dari klien adalah sistematika yang kontinu.
Data dapat diakses, dikomunikasikan dan dicatat.
II. Diagnosa keperawatan diturunkan dari data status kesehatan
III. Rencana Asuhan keperawatan meliputi tujuan –tujuan yang diturunkan dari diagnosa keperawatan
IV. Rencana keperawatan meliputi prioritas dan pendekatan keperawatan yang ditentukan atau tindakan –tindakan untuk mencapai tujuan yang diturunkan dari diagnosa keperawatan
V. Tindakan keperawatan diberikan untuk partisipasi klien dan peningkatan , pemeliharaan, dan restorasi kesehatan.
VI. Tindakan keperawatan membantu klien untuk memaksimalkan kapasitas kesehatannya.
VII. Kemajuan atau kemunduran klien kearah pencapaian tujuan ditentukan oleh klien dan perawat
VIII. Kemajuan atau kemunduran klien kearah pencapaian tujuan mengarahkan pengkajian ulang penentuan prioritas ulang, penyususnan tujuan baru dan perbaikan rencana asuhan keperawatan.
STANDART PRAKTIK KEPERAWATAN
DEFINISI
Standart praktik kepr adl norma atau penegasan ttg mutu pekerjaan seseorang perawat yg dianggap baik, tepat dan benar yg dirumuskan & digunakan sbg pedoman pemberian yan kepwt serta mrp tolok ukur penilaian penampilan kerja perawat.
Tujuan standart : mnt Ann Gillies (1989) :
1. Meningkatkan kualitas askep
2. Menurunkan biaya perawatan yg hrs dikeluarkan; alasannya
a. Apabila perawat yg telah ditetapkan pd standart setidak- tidaknya kegiatan yg tdk perlu tdk akan terjadi
b. Permasalahan klien lebih cepat teratasi
c. Hari rawat inap lebih efektif ( pendek)
3. Melindungi perawat dr kelalaian dlm melakukan tugas & melindungi klien dr tindakan yg tdk sesuai.
Dasar Hukum Praktik Keperawatan
Di Indonesia dasar hukum yg digunakan dlm praktik keperawatan adalah :
1. Undang-Undang No 23 th 1992 : tentang kesehatan :
a. Pasal 53 ayat 1 “ Tenaga kesh berhak memperoleh perlindungan hukum dlm melaksanakan tugas sesuai dgn profesinya “
b. Pasal 53 ayat 2 & 4 “ Tenaga kesh dlm melaksanakan tugasny berkewajiban utk mematuhi standart profesi dan menghargai hak pasien “
2. PP No 32 th 1996
a. Pasal 21
Ayat 1. “setiap tenaga kesh dlm melakukan tugasnya berkewajiban
utk mematuhi standart profesi tenaga kesh.”
Ayat 2 “Standart profesi kesh sebagaimana dimaksud dlm ayat (1)
ditetapkan oleh menteri.
b. Pasal 22
Bagi tenaga kesh jenis tertentu dlm melakukqan tugas profesinya berkewajiban utk :
1). Menghormati hak pasien
2). Menjaga kerahasiaan identitas dan kesehatan pribadi pasien
3). Memberikan informasi yg berkaitan dgn kondisi dan tindakan yg
akan dilakukan
4). Membina persetujuan thd tindakan yang akan dilakukan
5). Membuat dan memelihara rekam medis.
c. Pasal 24
Perlindungan hukum diberikan kepada tenga kesehatan yang
melakukan tugasnya sesuai dengan standart profesi kesehatan.
3. SK Menkes No 647 Tahun 2000 : Tentang registrasi dan praktek keperawatan
Pasal 17 : ” Perawat dlm melakukan praktek keperawatan hrs sesuai dgn kewenagan yg diberian, berdasarkan pendidikan dan pengelaman serta dlm memebrikan pelayanan berkewajiban mematuhi standart profesi
SUMBER STANDART
1. Organisasi profesi PPNI
a. 1993 : Rancangan standart profesi keperawatan
b. 1999 : Standart Praktek Keperawatan Profesional
c. 2001 : Standart asuhan / standart kenierja profesional
2. Undang-Undang / Kepres / PP
a. UU No 23 th. 1992 ttg Kesehatan
b. Kepres No 56 th. 1995 ttg Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan
c. PP No 32 th. 1996 Ttg Tenaga Kesehatan
d. UU No 8 th 1999 ttg Perlindungan Konsumen
3. Departemen Kesehatan RI ( SK. Menkes, SK Dirjen Yanmed )
4. Rumah sakit
Rumah Sakit menyusun standart asuhan keperawatan sbg pedoman pemberian askep utk 10 kasus terbanyak pd masing-masing jenis pelayanan.
MACAM-MACAM STANDART PROFESI KEPERAWATAN
Sesuai SK DPP PPNI No 03/DPP/SK/I/1996 : Standart profesi keperawatan terdiri dari :
1. Standart pelayanan keperawatan
2. Standart praktek keperawatan
3. Standart Pendidikan keperawatan
4. Standart pendidikan berkelanjutan.
STANDART PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS
Menurut ANA (1974) Standart Praktek Keperawatan Komunitas adalah :
1. Pengumpulan data status kesehatan klien sistemik dan terus menerus
2. Menegakkan diagnosa dari data
3. perencanaan : Menentukan tujuan
4. Perencanaan diprioritaskan pemberian keperawatan.
5. Pemberian tindakan keperawatan ( Promosi, menjaga dan perbaikan )
6. Tindakan keperawatan dalam membantu klien meningkatkan kesehatan.
7. kemajuan klien thd pencapaian tujuan
8. tindakan keperawatan pengkajian secara kontinu
SASARAN PERKESMAS
1. Keluarga yg belum terjangkau pelayanan kesehatan
2. keluarga dengan resiko tinggi
3. keluarga dgn kasus tindak lanjut keperawatan
4. pembinaan desa atau masyarakat bermasalah ( sesuai dengan prioritas daerah).
PELAYANAN PERKESMAS MELIPUTI:
1. Pelayanan Dalam Gedung
a. Penerimaan psien diloket pendaftaran
b. Proses seleksi kasus prioritas:
i. Pelayanan medik
ii. Asuhan keperawatan
c. Penyampaian Informasi pasien---perlu tindak lanjut di rumah
2. Pelayanan Diluar Gedung
a. Mempelajari informasi, yg perlu dipelajari :
i. Data kesenjangan yankes
ii. Informasi dari masyarakat
b. Seleksi utk mendapatkan sasaran prioritas (ind, klg, klp & masy.)
c. Menyampaikan informasi sasaran prioritas.
d. Pelaksanaan askep thd sasaran prioritas.
MODEL – MODEL KONSEPTUAL DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS
DEFINISI :
Model : gambr Deskriftif dr sebuah praktik yg bermutu yg mewakili sesuatu yang nyata.
Ada tiga komponen dasar dari praktek :
1. Keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model.
2. Tujuan praktek. ---memberian pelayanan sesuai kebutuhan klien
3. Pengetahuan dan ketrampilan.----ut mengembangkan upaya tercapai 7an
Macam –macam Model Konseptual (MK) keperawatan antara lain :
1. MK Florence Nightingale`s ( 1859)—Environmental Model.
2. MK H.E Peplau ( 1952 )—Interpersonal Relation in Nursing Model
3. MK Virginia Hederson ( 1966)—Need Based Model
4. MK I.J Orlando ( 1972)—The Dynamic Nurse-Patient Relationship .
5. MK Madeleine Leinenger ( 1978)—Cultural Care Theory
6. Mk Jean Watson ( 1979) –Theory of Nursing
7. MK Nola Pender ( 1982)—Health Promotion Model
8. MK Martha Rogers ( 1970)—The Science of Unitary Human Beings
9. MK Dorothea Orem ( 1971)—Self Care Model
10 MK Imogene M. King`s (1971) --- Model Sistem
11 .MK Betty Neuman ( 1972 )---Health Care System Model
12 .MK Sr. Callista Roy ( 1976)—Adaptation Model or Nursing
13. MK Dorothy Johnson (1968)—Model Sistem Tingkah Laku
Diantara model-model yang paling besar aplikasinya pada perawatan kesehatan masyarakat adalah : Model Orem, King, Roy, Neuman,Roger dan Jonhson
MODEL KONSEPTUAL DOROTHEA OREM ( SELF CARE MODEL)
Model perawatan diri sendiri / self care ---tdr dr aktivitas dimana seorang individu melakukan sesuatu utk dirinya dlm mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraan.
Kebutuhan dasar menurut Orem :
1. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan udara, 2 air, 3 Makanan
4. Pemeliharaan proses eliminasi
5. Pemeliharaan dengan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.
6. ____sda______ antara kesendirian dengan interaksi sosial
7. Pencegahan resiko pd kehidupan mns dan keadaan sehat manusia
8. Perkembangan dlm klp sosial sesuai dgn potensi, pengtahuan dan keinginan
Self Care / Pelayanan Diri --------Self Care Agency / Fasilitas Pelayanan Diri
Self Care Deficit /Kurang pelayanan diri
“ Jika permintaan Pelayanan diri lebih besar dibandingkan dengan fasilitas
pelayanan diri, maka akan timbul deficit pelayanan diri “
Ada tiga macam kebutuhan self care :
1. Universal---self care utk kebut. Fisiologis dan psikososial.
2. Developmental--- self care utk pemenuhan kebut. Perkembangannya
3. Health Deviation---self care yg dibutuhkan saat individu mengalami penyimpangan dari keadaan sehat
Kategori bantuan self care adalah :
1. Wholly Compensatory—Bantuan scr keseluruhan bagi klien .
2. Partially Compensatory—Bantuan sebagian yg dibutuhkan klien
3. Supportive Educative---Dukungan pendidian kesehatan.
MODEL KONSEPTUAL IMOGENE M. KING ( SYSTEM MODEL)
o Komunitas mrp suatu sistem yg terdiri dari sub sistem keluarga dan supra sistemnya adalah sistem sosial yang lebih luas .
o Klg sebagai sub sistem komunitas mrp sistem terbuka dimana tjd hub. Timbal balik antara klg dgn komunitas, yg sekaligus sebagai umpan balik.
o King--Kerangka kerja konseptualnya terdiri dari tiga Sub Sistem :
1. Sistem Personal – Tdr atas konsep mengenai persepsi dirinya, pertumbuhan & Perkembangan, body image, jarak dan waktu.
2. Sistem Interpersonal—Mengenai interaksi mns, masy., transaksi, peran dan stress.
3. Sistem Sosial –-Organisasi, otoritas, kekuatan, status & pembuatan keputusan
o Tujuan akhir perawatan (King`1981) ” manusia berinteraksi dgn lingk. Yg mengantarkan pd suatu eadaan sehat bagi individu yg memiliki kemampuan ut berfungsi didlm peran-peran sosial ”
MODEL KONSEPTUAL CALLISTA ROY (ADAPTATION MODEL )
Adl “ Bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatan dgn cara mempertahankan perilaku adaptif dan mengubah perilaku mal adaptif.”
Empat cara mengefektifkan adaptasi adalah (1) kebutuhan fisiologis, (2) konsep diri, (3) fungsi peran dan (4) saling ketergantungan .
Proses keperawatan tdr dr : pengkajian tingkat pertama, dan kedua, identifikasi masalah, diagnosa keperawatan, menyusun prioritas, menetapkan tujuan, intervensi dan evaluasi.(Roy, 1984)
Pengkajian tingkat pertama : tingkah laku klien pd tiap –tiap cara adaptif diobservasi dan diuraikan
Pengkajian tingkat kedua : perawat mengidentifikasi faktor – faktor fokal, kontekstual dan residual yang mempengaruhi tingah laku klien
Rangsangan Fokal –menimbulkan situasi seperti stress, perlukaan atau kesakitan yang mengenai individu
Rangsangan Kontekstual faktor lain yang ada seperti pergaulan keluarga atau lingkungan keluarga.
Rangsangan Residual – faktor yg mempengaruhi yg berasal dari latar belakang klien ;kepercayaan, sikap, pengalaman dan pembawaan .
Kekuatan dari model ini adalah :
1. Kebanyakan dari terminologi sudah dikenal
2. Proses perawatan serupa dgn standart dr pengkajian s.d. evaluasi
3. fokusnya pada tingkah laku yang adaptaif
4. Ditekankan pada pengkajian thd kebutuhan psikososial
5. Sudah diterapkan dalam praktik, pendidikan dan riset.
Kekurangan dari model ini adalah :
1. jenis adaptasi yang tumpang tindih ( konsep diri, fungsi peran saling ketergantungan)
2. penentuan tingkah laku adaptif dan mal adaptif sangat ditentukan oleh sistem nilai yang ada.
MODEL KONSEPTUAL BETTY NEUMAN (HEALTH CARE SISTEM MODEL )
NUEMAN memberikan penekanan pada penurunan stress dgn cara memperkuat garis pertahanan diri yang bersifat fleksibel; normal dan resisten
Sehat adl Suatu keseimbangan bio-psiko-sosio kultural dan spritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten
Askep ditujukan untuk mempertahanan keseimbangan tersebut dengan fokus pada empat intervensi yaitu : Intervensi yang bersifat promosi, prevensi, kuratif dan rehabilitatif.
MODEL KONSEPTUAL IMOGENE M. KING ( SYSTEM MODEL)
o Komunitas mrp suatu sistem yg terdiri dari sub sistem keluarga dan supra sistemnya adalah sistem sosial yang lebih luas .
o Klg sebagai sub sistem komunitas mrp sistem terbuka dimana tjd hub. Timbal balik antara klg dgn komunitas, yg sekaligus sebagai umpan balik.
o King--Kerangka kerja konseptualnya terdiri dari tiga Sub Sistem :
4. Sistem Personal – Tdr atas konsep mengenai persepsi dirinya, pertumbuhan & Perkembangan, body image, jarak dan waktu.
5. Sistem Interpersonal—Mengenai interaksi mns, masy., transaksi, peran dan stress.
6. Sistem Sosial –-Organisasi, otoritas, kekuatan, status & pembuatan keputusan
o Tujuan akhir perawatan (King`1981) ” manusia berinteraksi dgn lingk. Yg mengantarkan pd suatu eadaan sehat bagi individu yg memiliki kemampuan ut berfungsi didlm peran-peran sosial ”
MODEL KONSEPTUAL CALLISTA ROY (ADAPTATION MODEL )
Adl “ Bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatan dgn cara mempertahankan perilaku adaptif dan mengubah perilaku mal adaptif.”
Empat cara mengefektifkan adaptasi adalah (1) kebutuhan fisiologis, (2) konsep diri, (3) fungsi peran dan (4) saling ketergantungan .
Proses keperawatan tdr dr : pengkajian tingkat pertama, dan kedua, identifikasi masalah, diagnosa keperawatan, menyusun prioritas, menetapkan tujuan, intervensi dan evaluasi.(Roy, 1984)
Pengkajian tingkat pertama : tingkah laku klien pd tiap –tiap cara adaptif diobservasi dan diuraikan
Pengkajian tingkat kedua : perawat mengidentifikasi faktor – faktor fokal, kontekstual dan residual yang mempengaruhi tingah laku klien
Rangsangan Fokal –menimbulkan situasi seperti stress, perlukaan atau kesakitan yang mengenai individu
Rangsangan Kontekstual faktor lain yang ada seperti pergaulan keluarga atau lingkungan keluarga.
Rangsangan Residual – faktor yg mempengaruhi yg berasal dari latar belakang klien ;kepercayaan, sikap, pengalaman dan pembawaan .
Kekuatan dari model ini adalah :
1. Kebanyakan dari terminologi sudah dikenal
2. Proses perawatan serupa dgn standart dr pengkajian s.d. evaluasi
3. fokusnya pada tingkah laku yang adaptif
4. Ditekankan pada pengkajian thd kebutuhan psikososial
5. Sudah diterapkan dalam praktik, pendidikan dan riset.
Kekurangan dari model ini adalah :
1. Jenis adaptasi yang tumpang tindih ( konsep diri, fungsi peran saling ketergantungan)
2. Penentuan tingkah laku adaptif dan mal adaptif sangat ditentukan oleh sistem nilai yang ada.
MODEL KONSEPTUAL BETTY NEUMAN (HEALTH CARE SISTEM )
NUEMAN memberikan penekanan pada penurunan stress dgn cara memperkuat garis pertahanan diri yang bersifat fleksibel; normal dan resisten
Sehat adl Suatu keseimbangan bio-psiko-sosio kultural dan spritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten
Askep ditujukan untuk mempertahanan keseimbangan tersebut dengan fokus pada empat intervensi yaitu : Intervensi yang bersifat promosi, prevensi, kuratif dan rehabilitatif.
MODEL KONSEPTUAL MARTHA ROGERS (MANUSIA SBG UNIT/KESATUAN MODEL )
Mns mrp satu kesatuan yg utuh yg memiliki sifat dan karakter yang berbeda.
Mns selalu berinteraksi dgn lingk. Yg saling memepengaruhi dan dipengaruhi, yg berbeda antara individu satu dgn yg lain.
Proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yg tdr dr Integritas / mns dgn lingk mrp satu kesatuan , Resonansi / mns dgn lingk seirama yg bervariasi, Helicy / interaksi mns dgn lingk akan tyerjadi perubahan baik scr perlahan maupun cepat.
Pengkajian keluarga meliputi kategori : sub sistem individu, pola interaksi, karakteristik unik dari keseluruhan dan kesesuaian antar lingkungan.
Kekuatan model ini adalah
1. Penekanan pada konteks total dr jagat raya
2. Penekanan pd efek lingk thd kesh. Seseorang
MODEL DOROTHY JONHSON (MODEL TINGKAH LAKU )
Seseorang dpt dipandang sbg sebuah sistem tingkah laku seperti tubuh manusia dipandang sbg sebuah sistem biologis
Sistem tingkah laku tdr dr tujuh subsistem ;
(1) Pencapaian, mrp tingkat pencapaian prestasi melalui ketrampilan yg
kreatif
(2) Perhubungan(afiliasi), pencapaian hubungan dengan lingk yang
adekuat
(3) Penyerangan(agresi), Koping terhadap ancaman di lingkungan
(4) Ketergantungan, sistem perilaku dlm medap[atkan bantuan,
kedamaian, keamanan serta kepercayaan
(5) Eliminasi,pengeluaran sampah yg tdk berguna scr biologis
(6) Ingesti, sumber dlm memelihara integritas serta mencapai kesenangan
pencapaian pengakuian oelh lingk.
(7) Seksualitas, pemenuhan kebt. Dicintai dan mencintai
Tujuan tindk kepert---Utk memperbaiki, mempertahankan, atau mencapai keseimbangan dan stabilitas sistem tingkah laku pd tingkatan setinggi mungkin pada individu.
Variabel yg perlu diidentifikasi dari ketidakadekuatan tingkah laku a.l:
1. Insuffisiensi ( ketidakcukupan)----menandakan sub sistem tidak berFX
2. DisCrepancy ( Ketidaksesuaian) --TL tdk mencapai tu7an yg ditetapkan
3. InCompatibilitas (ketidakcocokan)—TL dari dua subsistem terjadi konflik
4. Dominance ( kekuasaan)—TL pd subsistem digunakan lebih banyak dari sub sistem yg lain.
Empat cara intervensi keperawatan agar TL adekuat :
1. Membatasi atau memberi batasan TL
2. Mempertahankan atau melindungi dari stressor negatif
3. menghambat atau menekan respons yd tdk efektif
4. memudahkan atau memberi pemeliharaan dan rangsangan
PENDIDIKAN KESEHATAN
DALAM KEPRWT KOMUNITAS & PENGORGANISASIAN MASY.
KONSEP PENKES / DEFINISI PENKES
1. WHO---Penkes adl proses membuat orang mampu meningkatkan & memperbaiki kesehatan mereka.
2. WOOD----Sejumlah pengalaman yg berpengaruh secara menguntungkan thd kebiasaan, sikap & pengetahuan yg ada hub dgn kesh. Perorangan, masy dan bangsa
3. Soekidjo Notoadmodjo— Penkes pd hakekatnya adalah:
a. Salah satu bentuk pemecahan mas. Kesh dengan pendekatan pendidikan
b. Penerangan pendidikan dlm pemecahan mas. Masy.
c. Usaha utk membantu indv., klg dan masy. Dlm meningkatkan kemampuan atau perilaku ut mencapai kesh scr optimal
d. Adanya proses pertumbuhan, perkembangan, perubahan kearah yg lebih positif pd diri indv, klg, klp dan masy.
e. Merupakan komponen vital dlm kepr kesh masy.
f. Salah satu kompetensi yg dituntut dr tenaga kesh.
g. Salah satu peranan yg hrs diberikan dalam askep.
UNSUR - UNSUR PENDIDIKAN
1. Input----sasaran penkes (indv, klg, klp, masy.)
2. Proses---upaya yg direncanakan ut mengubah perilaku sasaran
3. Out put---melakukan apa yg diharapkan thd sasaran
TUJUAN PENKES ----Terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku----kesehatan
RUANG LINGKUP PENKES----3 Dimensi
1. Dimensi sasaran---sasaran individu, kelompok, masy luas.
2. Tempat pelaksanaan---di Sekolah, Rumah Sakit, Tempat kerja (buruh/karyawan)
3. Tingkat Yan Kesh.----ada 5 tingkat pencegahan ( Leavel &Clark) meliputi :
Health Promotion, General & spesific Protection,Early Diagnosis & Prompt Treatment, Disability Limitation and, Rehabilitation
TEORI PERILAKU ( LAWRENCE GREEN, 1980)
Perilaku terbentuk oleh tga faktor yakni :
1. F. Predisposisi---yg terwujud dlm pengetahuan , sikap , kayakinan, nilai, dll
2. F.Pendukung/Enabling Factors---yg terwujud dlm lingk. Fisik, sarana-prasarana.
3. F. Pendorong/Reinforcing Factors---berupa sikap dan perilaku petugas kesh.
Contoh : Seorang ibu tidak mau mengimunisasikan anaknyake Posyandu. Hal ini dapat disebabanbeberapa sebab yakni :
(1) Karena Ibu tersebut belum mengetahui manfaat imunisasai bagi anaknya(Predisposisi),
(2) Mungkin juga karena jarak rumah ke Posyandu cukup jauh (F. Pendukung)
(3) Tokoh masy.nya juga belum mengimunisasikan anaknya (F. Pendorong).
DOMAIN PERILAKU KESEHATAN ( BENYAMIN BLOOM,1908 )
Ada Tiga Domain/ Ranah---Domain Cognitive(Knowledge), Affective ( Attitude) dan Psychomotor(Practice).
Domain Cognitive(Knowledge),
Pengetahuan adl kesan dlm pikiran mns sbg hasil penggunaan panca inderanya.
Proses terjadinya adopsi perilaku ( Rogers, 1974) adalah :
1. Awarenes/ Kesadaran---menyadari adanya ilmu, pengetahuan, yg baru
2. Interest/ Tertarik--- thd stimulus. obyek, pengetahuan tsb
3. Evaluation/ Evaluasi---menimbang baik –buruknya pengetahuan baru utknya.
4. Trial/ Mencoba--- mencoba melakukan tindakan sesuai yg diterima
5. Adoption/Adopsi---subyek berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap thd stimulus .
Ada 6 (Enam ) Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif Yakni:
1. Know / Tahu—mengigat materi yg telah didapatkan.
2. Comprehension/ Memahami—mampu menjelaskan secara benar obyek/ pengtahuan yg diterima
3. Application/ Aplikasi—menggunakan pengetahuan pada situasai yg nyata.
4. Analysis/ analisis---mampu menguraikan materi kedlm elemen / unsur-unsur
5. Synthesis/ sintesis---membuat, menguhubungkan bagian-bagian mjd bentuk keseluruhan yg baru
6. Evaluation/ evaluasi---kemampuan utk melakukan penilaian thd obyek.
Domain Affective ( Attitude)
Sikap adl mrp reaksi / respon seseorang thd suatu stimulus / obyek
Mnt Alport(1954) Sikap mempunyai Tiga komponen :
1. Kepercayaan / keyakinan, ide & konsep thd suatu obyek
2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional thd suatu obyek
3. Kecenderungan utk bertindak 9trend to Behave )
Domain Psikomotor/ Practice
Wujud dari sikap yang diaplikasikan dalam suatu tindakan / perilaku
MATERI PERKULIHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
info download, 10 October, 2008
Labels:
MATERI KOMUNITAS
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Comments :
Post a Comment