ASKEP REMAJA
A. Latar Belakang
•Remaja sebagai calon penerus bangsa, aset bangsa
•Tahap perkembangan yang rawan
•Masalah yang paling banyak ditemukan : kehamilan, penyalahgunaan obat dan alkohol, kecelakaan, bunuh diri, penyakit karena hubungan sex ( Lancaster, 1996).
•Di Indonesia, masalah remaja : penyalahgunaan obat dan alkohol, kehamilan, perilaku kekerasan dan malnutrisi.
•Kanwil Diknas DKI Jakarta :
Terjadi peningkatan kasus tawuran
Peningkatan kasus penyalahgunaan obat tahun 2000 + 2300 orang
Kehamilan akibat sex bebas di kalangan remaja : 5,4 % pelajar SLTP & SLTA
Malnutrisi (anemia) : Jawa Tengah (84,7 %),Jawa Timur (80,2 %)
Overweight akibat makanan fastfood
Tinjauan Teori
Teori Keperawatan (Fawcet, 1984)
1. Teori perkembangan
terjadi perubahan dan pertumbuhan pada remaja
Perubahan fisik, perlu disiapkan mental dan emosional terhadap dampak perubahan
2. Teori interaksi
Menekankan pada peran, komunikasi dan konsep diri
Remaja menuju tahap kedewasaan
Bagaimana keluarga mampu melakukan interaksi dengan remaja
Anak mampu bernegosiasi dalam pembagian tugas
Keluarga mampu mnyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab, berkomunikasi secara terbuka
3. Teori Sistem
Menekankan adanya saling ketergantungan antar anggota keluarga
Dampak terhadap anggota keluarga lain
Program Promosi untuk peningkatan kesehatan Keluarga dengan anak remaja
Malnutrisi
1. Menjelaskan tentang triguna makanan dan contoh makanan
2. Menjelaskan kecukupan nilai gizi bagi tubuh sesuai usia
3. Memperkenalkan tentang teori Restraint (teori tentang mengontrol makanan/diet)
4. Memperkenalkan tentang macam-macam penyimpangan pola makan seperti anoreksia dan bulimia.
5. Mengajarkan tentang gaya hidup yang sehat dan menyusun menu makanan sehat
6. Mengajarkan pemilihan makanan yang tepat termasuk jika berada di sekolah.
7. Pengukuran tinggi badan dan berat badan secara periodik
8. Program latihan teratur
9. Mengajarkan tentang kesehatan mental.
Kehamilan pada Remaja
1. Memperkenalkan pada keluarga tentang fase perkembangan remaja dan tugas perkembangan anak remaja.
2. Memperkenalkan pada keluarga tentang tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja.
3. Menjelaskan tentang fungsi seksual, perubahan fisik yang dapat mempengaruhi psikologis dan sosial remaja.
4. Memotivasi keluarga untuk memperkenalkan kesehatan reproduksi remaja sesuai dengan norma dan budaya dan tingkat pengetahuan yang dimiliki keluarga.
5. Memperkenalkan sejak usia sekolah tentang kehamilan sebagai perubahan dalam kehidupan agar dapat bertanggung jawab.
6. Membiasakan komunikasi terbuka.
7. Memberi kesempatan pada remaja mendapat pengalaman sosial, emosional dan situasi etis untuk meningkatkan proses belajar dan otonomi dan tanggung jawab.
8. Memperkenalkan tempat layanan kesehatan yang dibutuhkan.
Ketergantungan Obat
1. Membantu remaja dan keluarga mengenali tahap perkembangan dan tugas yang akan dilaluinya.
2. Membangun hubungan saling percaya dengan remaja dan keluarga.
3. Meningkatkan interaksi sosial dan keterlibatan remaja dalam kelompok.
4. Membantu mengenali cara beradaptasi terhadap stresor secara efektif.
5. Pendidikan kesehatan tentang obat dan penggunaannya.
6. Membantu remaja dan keluarga mengenal masalah-masalah ketergantungan zat dan dampaknya.
7. Membantu memilih alternatif rekreasi yang sehat.
8. Pendidikan kesehatan mengatasi manajemen stress.
Perilaku Kekerasan
1. Membantu remaja dan keluarga mengenali tahap perkembangan dan tugas yang akan dilaluinya.
2. Mengajarkan stimulus kontrol dan manajemen marah yang sederhana pada remaja dan keluarga.
3. Menjelaskan pada keuarga tanda dan gejala remaja yang mengalami perilaku kekerasan.
4. Membantu remaja untuk memunculkan potensi yang dimiliki.
5. Membantu cara beradaptasi terhadap stresor secara efektif.
6. Membantu cara menyalurkan hobi yang berkaitan dengan penyaluran energi.
Respon Koping dan Reaksi yang mungkin Timbul pada Kaus Risti Remaja
Kehamilan
1. Senang dengan kehamilan (mempertahankan kehamilan)
Risiko kelahiran BBLR, keracunan kehamilan, anemia
angka kematian 2x lipat dibanding pada usia > 20 tahun
2. Tidak senang dengan kehamilan
Menggugurkan kehamilan
Perdarahan dan kematian
3. Marah karena bingung dengan kehamilan
4. Penolakan terhadap kehamilan atau anak yang dilahirkan
terjadi akibat tugas perkembangan yang tidak selesai
5. Putus sekolah.
Ketergantungan Obat
1. Merasa lebih baik, terlihat lebih sosial, lebih berenergi.
2. Bila respon dari disfungsi keluarga tidak peduli
3. Depresi
4. Merasa sudah tidak berdaya bertambah menggunakan obat-obatan
5. Mencari teman kelompok yang mempunyai masalah yang sama (positip atau negatip)
6. Masalah baru: BBLR, kelainan kongenital, kecelakaan, bunuh diri, penyakit kronis, dll.
7. Keluhan masalah kesehatan lain: sulit tidur, lemah, kaku otot, perubahan mood menggunakan kembali obat
8. Gejala adiksi : berbohong, menyalahkan, merubah subjek pembicaraan, marah, dll.
Malnutrisi
1. Mencoba diet sesuai standar
2. Meningkatkan interaksi sosial dengan yang lain
3. Menampilkan hal terbaik
4. Lebih tidak memperhatikan karena prognosis buruk (obesitas)
5. Sangat tidak berdaya
6. Isolasi karena malu
7. Putus asa
8. Marah dan frustrasi
Perilaku Kekerasan
1. Penguatan diri bahwa dirinya mampu melakukan sesuatu
2. Menunjukan penampilan peran dalam kelompoknya.
3. Marah
Secara Umum Mekanisme Koping pada remaja
1. Penguasaan Kognitif
Usaha untuk belajar terhadap sistuasi atau stresor
Perbaiki informasi dengan sharing, diskusi.
2. Conformity (penyesuaian)
pengakuan kelompok
3. Perilaku terkontrol
Remaja butuh perubahan dalam hidupnya
Tidak dapat menerima peraturan keluarga dan sekolah tanpa bertanya.
4. Fantasi
Membantu mengembangkan berfikir fantasi yang kreatif.
5. Aktivitas gerak
ASKEP JIWA TENTANG REMAJA
info download, 27 April, 2009
Labels:
KEPERAWATAN JIWA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Comments :
Post a Comment